Laporan Jurnalis Tribunnews.com, M. Alivio Mubarak Jr.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mulai melakukan pendataan rumah tangga (PK) di berbagai wilayah Indonesia pada tahun 2024.
Kepala BKKBN Dr. Hasto Wardoyo mengatakan, data yang dikumpulkan berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan anak di Indonesia.
“Tanpa data kita tidak bisa berbuat apa-apa, jadi data itu sangat penting,” kata Hasto Wardoyo, Jumat (9/8/2024) di kawasan Halim, Jakarta Timur.
“Data perlu dicatat, dengan data kita tahu di mana kita berada, di mana kita berada, apa yang perlu dipersiapkan dan apa masalahnya,” lanjutnya.
Tahun ini acara tersebut berlangsung dari tanggal 1 hingga 31 Agustus.
Hasto juga mencatat, total keluarga yang akan didaftarkan mencapai 15,7 juta jiwa.
Data ini selanjutnya akan digunakan pemerintah sebagai bahan analisis untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
“Ke depan perlu dibangun persoalan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang sumbernya adalah kualitas keluarga, karena anak, remaja, dan perempuan semuanya adalah bagian dari keluarga,” kata Hasto.
Direktur Pelaporan dan Statistik BKKBN (Laptik) Lina Widyastuti menjelaskan pemutakhiran data ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan keluarga di Indonesia, antara lain di bidang Keluarga Berencana (KB), pembangunan keluarga, dan kecukupan perumahan.
PK24 merupakan pemutakhiran pendataan rumah tangga Sensus 2021 yang ketiga.
“Pada tahun 2021, akan ada 68 juta keluarga yang disebutkan namanya, artinya pemerintah bisa melihat kondisi keluarga dari berbagai aspek terkait KB, pembangunan keluarga, kondisi perumahan, apakah keluarga Indonesia tinggal di rumah yang layak atau tidak.” dia menjelaskan. .
Selain itu, Lina menegaskan PK24 juga berperan dalam upaya penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Indonesia.
“Misalnya, prioritas keluarga yang menerima intervensi terkait kemiskinan ekstrem adalah kecepatan penurunan stunting,” tambahnya.