Laporan reporter Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto menilai kebijakan penurunan harga jual tertinggi (HET) dapat menyebabkan inflasi dan merugikan perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, Hermanto meminta HET yang lama tetap dipertahankan. Cara untuk mencapai hal tersebut, lanjutnya, adalah dengan membangun strategi membeli pasokan beras lokal sebanyak-banyaknya.
“Dengan pembelian beras dari petani dan mendorong pembelian pupuk yang murah bagi petani, tepat waktu dan perbaikan irigasi yang dilakukan pemerintah,” kata Hermanto, Jumat (3/5/2024).
Bapanas baru-baru ini memperkenalkan relaksasi HET untuk beras premium pada 10 hingga 23 Maret 2024. Harganya naik menjadi Rp14.900 per kilogram dari Rp13.900 per kilogram. Setelah itu, konsesi HET diperpanjang hingga 24 April 2024.
Beras medium juga dikenakan HET mulai Rp 10.900 per kilo. Libur HET biji-bijian ukuran sedang ini berlaku mulai tanggal 24 April hingga 31 Mei 2024.
Terkait penurunan HET beras premium, Hermanto menjawab, sasaran beras mahal adalah masyarakat menengah ke atas.
“Kalau masyarakat bermaksud memperpanjang relaksasi HET beras premium dengan tujuan memberikan izin besar kepada petani, maka itu bisa dianggap sebagai pembagian uang,” kata Hermanto.
Namun, lanjutnya, jika HET diperluas ke beras kelas menengah saat hari raya, maka akan berdampak besar bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini dapat menurunkan daya beli masyarakat.
“Penerapan kebijakan mitigasi HET pada beras ukuran sedang memerlukan perhatian khusus di tengah krisis ekonomi dan pendapatan masyarakat yang tidak meningkat,” tambah Hermanto.