Laporan reporter Tribunnews.com Eko Sutriyanto
Tribune News.com, Jakarta – Jumlah penderita diabetes pada anak semakin meningkat secara signifikan, sehingga diperlukan upaya pencegahan dengan menjaga berat badan yang tepat.
Jika anak mengalami kelebihan berat badan, upaya penurunannya harus dilakukan dengan mengonsumsi makanan rendah kalori, rendah lemak, serta mengonsumsi buah dan sayur.
“Selain itu, Anda dapat mengurangi minuman manis dan bersoda, berolahraga berat minimal 30 menit sehari, dan membatasi penggunaan gadget,” kata pendidik medis Dr. Shane Tutty dari Cornish CBS IBCLC di PURA’s 7th Annual Special Webinar pada hari Jumat. (6/9/2024).
Untuk pencegahannya, anak usia di atas dua tahun dapat diberikan jajanan seperti bubur pisang raja hijau, buah-buahan, jajanan pasar, namun perlu sebisa mungkin menghindari jajanan yang berkadar gula tinggi.
“Anak yang sehat adalah cerminan orang tuanya. Sebagai orang tua harus memberikan contoh yang baik, maka ubahlah dengan rutin berolahraga, bergerak, dan mengonsumsi makanan sehat,” ujarnya dalam acara promosi Kedelai Manis. Mereka alami dan sehat, tidak menimbulkan alergi, serta lebih sedikit gula dan kalori.
Karena diabetes pada anak dapat menyebabkan retinopati diabetik, glaukoma, katarak, kerusakan saraf, penyakit pembuluh darah seperti serangan jantung dan stroke, penyakit gusi, kerusakan gigi, infeksi dan masih banyak lagi.
Pada acara yang sama, Erwin Setiawan, ST,P dari Anak Pangan, Indonesia, yang membawakan topik tentang identifikasi fakta gizi dan komposisi produk pangan saat ini, mengatakan bahwa makanan ultra-olahan (UPF) menghasilkan kalori ekstra yang meningkatkan berat badan.
Situasi ini mendorong kepadatan kalori, rendah serat, tinggi lemak, gula dan garam dan oleh karena itu merekomendasikan makan makanan asli. Sumber pangan lokal, sebenarnya kita tidak kekurangan pangan, jadi tidak ada alasan untuk memilih UPF.
Ia menambahkan, masyarakat menjumpai produk makanan UPF setiap hari.
Makanan ini diubah dari bentuk aslinya, misalnya jus semangka atau nanas, jusnya dijadikan konsentrat, lalu dijadikan camilan sayur.
“Meskipun sayuran, namun tetap UPF karena mengandung pewarna, pemanis, pengemulsi dan pengawet yang beberapa di antaranya dapat menyebabkan ketergantungan dan kecanduan.”
Kemudian, untuk mengurangi konsumsi gula pada anak, ia menyarankan untuk memperhatikan sarapan pagi.
Banyak sarapan yang memberi anak sarapan yang tidak tepat.
“Ada yang membuat sereal, roti, dan susu, tapi sebenarnya gula manis dan gula asin membuat anak-anak makan gula dua kali lebih banyak,” ujarnya.
Menurut ahli gizi Monica Leando, keluarga Indonesia harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang bebas zat berbahaya.
Oleh karena itu, kecap manis bukanlah kedelai yang cukup untuk dikonsumsi oleh semua kalangan, termasuk mereka yang memiliki alergi atau intoleransi kedelai dan gluten, ujarnya.