CDC Afrika Deklarasikan Keadaan Darurat Kesehatan Mayarakat Terkait Wabah Mpox

TRIBUNNEWS.COM – Badan kesehatan masyarakat terkemuka Afrika pada Selasa (13 Agustus 2024) mendeklarasikan Darurat Kesehatan Masyarakat untuk Keamanan Kontinental (PHECS) akibat wabah MPO atau cacar monyet.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) telah memperingatkan bahwa infeksi virus menyebar pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Pengumuman tersebut disampaikan melalui Zoom oleh Jean Kaseya, Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, menurut situs africacdc.org.

“Kami mendeklarasikan PHECS ini untuk memobilisasi institusi, kemauan kolektif, dan sumber daya kami untuk mengambil tindakan cepat dan tegas,” kata Jean Cassea.

Dia mengatakan virus ini menyebar melalui kontak dekat dan dapat menyebabkan gejala mirip flu dan luka bernanah.

Kasus yang dilaporkan memiliki gejala ringan namun bisa berakibat fatal.

Jean Kasea juga menekankan keseriusan situasi ini dan mengatakan bahwa epidemi campak adalah krisis yang memerlukan tindakan kolektif dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.

“Ini bukan sekedar ujian. Ini adalah krisis yang memerlukan tindakan kolektif kita,” ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan benua Afrika membutuhkan lebih dari 10 juta dosis vaksin.

Jumlah vaksin yang diketahui di Afrika saat ini berjumlah sekitar 200.000, menurut Reuters.

Sebagai tanggapan, Jean Cassia berjanji untuk segera meningkatkan pasokan ke Afrika dan mengirimkan 3 juta dosis vaksin pada tahun 2024.

Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika menandatangani perjanjian kerja sama dengan Badan Kesiapsiagaan dan Respon Darurat Kesehatan (HERA).

Perjanjian kemitraan mengatur pengiriman lebih dari 215.000 dosis vaksin MVA-BN.

Sementara itu, Profesor Salim Abdul Karim, kepala Kelompok Penasihat Darurat Afrika (ECG) CDC, mengatakan situasinya kemungkinan akan memburuk.

“Jumlah kasus meningkat signifikan dibandingkan tahun 2022. Jelas kita menghadapi skenario peningkatan jumlah kasus yang berbeda,” jelas Salim Abdol Karim.

Diketahui bahwa epidemi cacar monyet menyebar dari Republik Demokratik Kongo ke negara-negara tetangga.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Afrika mencatat 461 kematian akibat mpox.

Tak hanya itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika juga mengumumkan bahwa 18 negara telah melaporkan lebih dari 15.000 kasus MPOX.

Menanggapi wabah Mpox, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika membentuk tim manajemen insiden yang beranggotakan 25 orang untuk memberikan dukungan kepada negara-negara yang terkena dampak.

FYI, mpox telah populer di beberapa wilayah Afrika selama beberapa dekade.

Virus ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Sementara itu, pada tahun 2022, virus yang lebih ringan telah menyebar ke lebih dari 100 negara.

(MG/Ananta Arabella Andika Putri)

Penulis magang di Universitas Cerberas Maret.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *