Dilansir jurnalis TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kesedihan Satrio menjadi korban perampokan mendadak berubah menjadi kegembiraan setelah mendapat kabar diterima menjadi Taruna Polri berdasarkan kuota disabilitas yang dimilikinya.
Jadi saya baru bangun tidur, lalu banyak teman yang bilang kalau saya diterima jadi mahasiswa Polri, jadi saya sangat berterima kasih kepada Kapolri, kata Satrio saat dijenguk Kapolres Metro Barat Kompol M Syahduddi. . , pada Jumat (17/05/2024).
Satrio merupakan pemuda yang nyaris patah jarinya karena mengikuti seleksi calon mahasiswa (chas) Bintara Polri, Sabtu (11/5/2024).
Terkait cedera pada jari tangan kanan, Satrio mengatakan masa pemulihannya memakan waktu hingga satu bulan ke depan.
Namun, ia memastikan akan mengikuti pelatihan sasis NCO setelah lengannya pulih sepenuhnya.
Meski jari kelingkingnya nyaris terpotong usai berduel dengan perampok, Satrio mengaku tak trauma.
Ia bahkan rela membasmi kejahatan jika resmi diangkat menjadi Polri.
“Tidak terlalu trauma, tapi saya berhenti selama dua hari karena jari saya hampir patah dan saya tidak bisa menjadi polisi,” kata Satrio.
Sementara itu, haru dan rasa bangga tak bisa disembunyikan di wajah orang tua Satrio Mukti Raharjo (18) setelah mengetahui putranya diterima menjadi anggota polisi negara berdasarkan keputusan Kapolri. , Jenderal Listyo. Sigit Prabu.
“Ayah saya hanya satpam kos, anaknya bisa masuk Polri,” kata ayah Satrio, Teguh Raharjo, saat Kapolres Jakarta Barat Kombes M. Syahduddi mendatangi kediamannya, Jumat (17/5/2024).
Ibu Satrio, Septi Nurlela, mengatakan diterimanya putranya di Polri pasca penculikan merupakan sebuah anugerah sejati, meski terjadi bencana.
“Dibalik bencana itu ada berkah, kita tidak bisa berkata apa-apa,” ujarnya.
Septi menceritakan, putra sulungnya sudah bercita-cita menjadi polisi sejak kecil, dan tahun ini Satrio telah mengikuti tes seleksi Polri untuk kedua kalinya untuk mewujudkan impiannya.
Sebagai orang tua, Septi selalu mendukung impian anaknya.
Ia mendorong Satrio untuk melatih bela diri sejak dini.
Satrio sudah aktif mengikuti karate sejak kelas 4 SD.
Saat SMA, ia bahkan menjadi juara karate tingkat Jakarta Barat.
“Karena saya bilang kalau mau jadi polisi harus rajin olah raga dan bisa bela diri, makanya dia mulai latihan karate,” kata Septi. Jadi perhatikan Komisaris Polisi
Kasus penculikan yang dihadapi Satrio menjadi perhatian serius Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Melalui Wakil Inspektur Polisi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM Kapolri) dan Irjen Pol Dedi Prasetyo, Satrio Mukhti akan direkrut lebih lanjut dan mengikuti pelatihan anggota polisi melalui jalur rekrutmen polisi khusus preventif (Rekpro Polri). .
Ini merupakan penghargaan sekaligus beasiswa yang diberikan Kapolri kepada Satrio Mukhti yang sangat berani melawan perampok.
“Kapolri prihatin dengan kejadian yang dialami Satrio, calon bintara Polri. “Sekaligus Kapolri juga bangga, sasis ini berani melawan komplotan maling, dan sasis ini tetap semangat untuk mengikuti rekrutmen, makanya Kapolri memberikan penghargaan kepada sekolah kita (beasiswa melalui Rekpro Polri). adiknya Satrio Mukhti yang diterima menjadi anggota Polri,” kata Irjen Pol Dedi. Prasetyo, Jumat (17/05/2024). Satrio Mukti Raharjo (tengah), perwira junior Polri yang dirampok saat kediamannya didatangi Kapolres Metro Jakarta Barat Kompol M. Syahduddi pada Jumat (17/05/2024). (Mimbar Jakarta)
Saat ini polisi berhasil menangkap lima pelaku penculikan Satrio Mukhti, calon mahasiswa Kepolisian Negara Republik Indonesia (Casis). Polisi mengambil tindakan tegas dan terukur terhadap kelima pelaku (Shooting Dead). Salah satu penjahat menjadi perampok karena menolak ditangkap.
“Dalam perkembangan ini, pelaku melakukan perlawanan terhadap polisi. Makanya kami mengambil langkah tegas dan terukur,” kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu di RS Polri, Kamis (16/05/2024). ). . .
Yang ditangkap adalah PN, AY, MS, C dan W. Polisi memberikan petunjuk kepada tiga pelaku utama yaitu PN, AY dan MS. Pasalnya, PN melakukan perlawanan dan AY serta MS berusaha melarikan diri.
Jadi kami klarifikasi untuk inisialnya, yang ditembak adalah pelaku utama atas nama PN. Pelaku utama ada tiga, dua di antaranya ditembak atas nama AY dan MS, ujarnya. . menjelaskan.
Satrio Mukhti diketahui dirampok di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Berbekal parang, Satrio berduel melawan penjahat tersebut. Jari kelingking Satrio nyaris putus akibat tindakan sadis para pembela HAM. Beruntung Satrio masih bisa mewujudkan niatnya menjadi calon Bintara Polri setelah mendapat beasiswa dari Kapolri Komjen Listyo Sigit yang merekrutnya melalui jalur Rekpro Polri.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Casis NCO, Anak Pengurus Rumah Kos Dimasukkan ke Polisi Usai Perampokan, Ibu: Berkah di Balik Bencana