TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Emiten sektor energi PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menjual dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan total kapasitas 200 MW, dalam upaya mencapai tujuan netralitas karbon pada tahun 2030.
Aksi korporasi tersebut meliputi penjualan langsung dan tidak langsung seluruh saham milik TOBA di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Electric Perdana (GLP) senilai US$144,8 juta.
CEO PT TBS Energi Utama Juli Oktarina mengatakan penjualan tersebut merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mempercepat transisi menuju bisnis berkelanjutan dan mendukung netralitas karbon.
Hasil transaksi ini akan digunakan untuk investasi pada industri berkelanjutan, penguatan struktur permodalan perseroan, dan program pembelian kembali saham yang bertujuan untuk memberikan nilai lebih kepada pemegang saham, kata Juli seperti dikutip, Selasa (8 Oktober 2024).
Penjualan saham PLTU diharapkan dapat mengurangi emisi karbon perusahaan lebih dari 80 persen atau setara 1,3 juta ton CO2 (tCO2e) per tahun, berdasarkan perhitungan GHG Code dan tingkat keselamatan yang dikonfirmasi oleh auditor eksternal.
Bersamaan dengan penjualan tidak langsung saham PT Paiton Energy pada tahun 2021, transaksi ini akan menghasilkan keuntungan lebih dari 100 juta dolar AS, karena keuntungan tersebut telah dan akan diinvestasikan untuk pengembangan bisnis berkelanjutan, ujarnya.
Dia mengatakan, perseroan akan mendapat dana tunai dari hasil penjualan tersebut, lebih besar dari total modal yang ditanamkan dalam pembangunan kedua PLTU tersebut, yakni sekitar US$87,4 juta.
Melalui transaksi ini, perseroan akan mendapat keuntungan tunai selain dividen yang diterima selama PLTU beroperasi.