Candi Borobudur Kembali Jadi Tempat Pusat Perayaan Waisak, Begini Rangkaiannya

Seperti dilansir reporter Tribunnews.com Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Aviasi Wisata Indonesia atau InJourney bersiap menyambut ribuan umat Buddha yang akan merayakan Tri Suci Waisak 2568 Masehi.

Diselenggarakan Festival Waisak 2568 BE 2568, dan kegiatan Bhikkhu Thuren akan berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Selasa, 14 Mei 2024 dengan diikuti 40 biksu dari Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Selain itu, para biksu yang melakukan pengeboran akan tiba di Candi Borobudur pada tanggal 20 Mei 2024.

Festival Waisak Bochea akan dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2024 dengan Festival Waisak Bochea dari Candi Men Tut hingga Candi Borobotumthor, Festival Waisak Bochea, Festival Candi Borobotumthor dan Festival Waisak Bochea serta meditasi. Pencapaian kesakralan Borbudur melalui agama Budha dan meditasi dapat diikuti masyarakat umum pada tanggal 24-25 Mei 2024.

Puncak dari festival Waisak adalah prosesi Waisak pada Hari Raya Waisak. Parade lampion merupakan salah satu upacara yang diadakan oleh umat Buddha.

Ketua Pelaksana Hari Raya Waisak 2024 Fatmawati mengatakan, sebelum peluncuran lampion, umat Buddha hendaknya bermeditasi terlebih dahulu, karena lampion sudah menjadi ritual dan simbol menyinari cahaya kedamaian di setiap tubuh.

Maka pelepasan pembebasan bersyarat tersebut merupakan tanda bahwa perdamaian dan kebaikan akan tersebar di dunia, kata Fatmawati dalam keterangannya, Kamis (9/5/2024).

Diketahui, Candi Borobudur menjadi pusat Festival Waisak Nasional pada tahun 2524 M 2024.

Tahun ini Waisak jatuh pada Kamis 23 Mei 2024 pukul 20.52.42 WIB. Waisak memperingati tiga peristiwa penting: kelahiran Pangeran Siddharta, pencerahan agung Sang Buddha, dan pencerahan hingga wafatnya Sang Buddha.

YN Bhikku Dhammavudo Tera, wakil ketua Komite Nasional Waisak, mengatakan festival Waisak di Borobudur selalu bermakna.

“Waisak di Borobudur lebih harmonis karena tidak hanya dirayakan oleh umat Buddha, tapi juga oleh umat agama lain,” ujarnya.

Direktur Pemasaran dan Pariwisata InJourney Maya Watono mengatakan, InJourney ingin Borobudur menjadi simbol persatuan dan persatuan seluruh umat Buddha di dunia, sehingga Borobudur sebagai situs warisan budaya dapat menjadi monumen penuh keberagaman dan keberagaman di Indonesia .

“Borobudur juga merupakan cermin kearifan terkait nilai kehidupan. Di sisi lain, destinasi wisata berbasis spirit ini diharapkan dapat menjadi salah satu faktor pariwisata global dan dapat berdampak langsung terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat sekitar, ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *