Calon Menteri Diseleksi KPK akan Jadi Preseden Baik Bagi Kabinet Prabowo-Gibran

Koresponden Tribun News Reza Dhani melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Trias Political Strategies Agung Baskuru menilai jika Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakaboming Raka, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan PPATK mengusung calon kabinetnya, tidak ada salahnya. terlibat menteri

Hal ini sudah dilakukan sejak Presiden Jokowi periode pertama.

“UU ini merupakan contoh yang baik dalam peningkatan kapasitas dan tata kelola pemerintahan yang efektif. Oleh karena itu, tidak ada salahnya terus menggandeng Prabowo-Gibran di Komisi Pemberantasan Korupsi, PPATK dan instansi lainnya untuk memastikan calon yang dilantik menteri memenuhi syarat. kriteria yang lebih baik bagi masyarakat,” kata Agg kepada Tribune News, Jumat (26/4/2024).

Dengan demikian, para menteri siap mengabdi dan tidak tersandera masa lalu.

Lalu bagaimana jika Komisi Pemberantasan Korupsi dan PPATK tidak dilibatkan dalam penunjukan menteri?

Ia menyimpulkan: “Jadi sulit bagi masyarakat untuk memahami ekspektasi atau perbedaan baru antara Prabowo-Jarban dan pemerintahan sebelumnya dalam menyikapi permasalahan serius bangsa kita dengan pejabat publik yang korup dan pihak lain yang bebas dari aktivitas kriminal.”

Sebelumnya, Asosiasi Pemberantasan Korupsi Indonesia (MAKI) merekomendasikan Prabowo Subianto untuk mengajukan nama calon menteri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal ini dilakukan menanggapi komentar Wakil Ketua Komite Pencegahan dan Pengawasan Korupsi, Pehlwan Ningolan, yang menyebut tak perlu memasukkan nama calon menteri ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

“Ini sangat penting karena akan membantu Prabowo menemukan orang-orang yang dapat diandalkan,” kata koordinator MAKI Boyamin Seman kepada Tribunnews.com, Jumat (26/4/2024).

Menurut Boyamin, KPK bisa menelusuri rekam jejak teknologi calon menteri yang bersangkutan.

Sehingga tidak ada menteri Prabhu yang terlibat kasus korupsi dalam lima tahun ke depan.

Katanya: “Agar pemerintah tidak menghadapi masalah korupsi menterinya selama lima tahun.”

Pahila Nainggolan sebelumnya beralasan calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakaboming Raka, sebaiknya tidak mengajukan calon menteri ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Sekadar informasi, pada tahun 2014 lalu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Joseph Kala merujuk beberapa menteri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk pemeriksaan latar belakang korupsi.

Saat itu, beberapa nama diberi spidol kuning atau merah yang menandakan riwayat dugaan korupsi.

“Saya, kalau ditanya pribadi, tidak. Anda berbuat seperti itu, buruknya stabilitas masyarakat,” kata KPK di Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024) sambil meninjau gedung bercat putih dan merah itu. .

Pahlwan mengatakan, jika ada orang dalam bursa calon menteri yang punya riwayat korupsi, sebaiknya diadili, bukan dijadikan sasaran.

Menurut Pahala, tindakan menyalakan lampu merah atau kuning menentukan nasib masyarakat.

Pahlwan berkata: “Kamu stabil, ini kejahatan lho. Kalau ada bukti untuk menangkapnya, jangan berasumsi itu akan menghentikan nasib orang. Itu pendapat saya.”

Pehlwan mengaku pada tahun 2014 dirinya tidak bertugas di KPK.

Namun, ia mendapat informasi bahwa banyak orang yang tersinggung dengan pelekatan kulit yang merah atau kuning.

Dia berkata, “Itu pendapat saya. Saya belum bergabung dengan KPK saat itu. Saya membaca bagaimana sejarah kita (KPK) menjadi sumber kemarahan mereka.”

Pahlwan mengaku masih belum mengetahui apakah pimpinan KPK saat ini berencana meminta Prabhu dan Gibran menyampaikan nama calon menteri.

Namun dia mengatakan jika usulan evaluasi calon menteri ditolak dalam rapat pimpinan.

Pahlwan berkata: “Itu kejahatan atau bukan kejahatan. Dengan stabilitas berarti Anda bersalah. Jika Anda bersalah, sudah ada cara untuk menangkap orang tersebut. Jangan dijelaskan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *