Bulog Buka Suara soal Video Viral Petani di Mamuju Nangis karena Harga Jagung Anjlok

Laporan koresponden Tribunnews.com Endrapt Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perum Bulog blak-blakan soal viralnya video petani menangis histeris akibat anjloknya harga jagung.

Manajer Bisnis Perum Bulog Febbi Novita mengatakan, ada salah satu anggota kelompoknya yang sudah mendekati petani tersebut.

Namun jika dilihat secara keseluruhan, penurunan harga jagung di wilayah tersebut tidak terjadi.

Bulog ada tapi yang jelas tidak ditemukan gabah dengan harga segitu, kata Febbi saat ditemui di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Jumat (17/05/2024).

Padahal, kata dia, gabah yang terlihat dalam video petani tertidur itu bukan gabah yang banyak, melainkan hanya 20 kilogram.

“Sebenarnya panennya bukan lanjutan, tapi hanya 20 kg,” kata Febbi.

Seperti diberitakan sebelumnya, viral video petani jagung yang menangis histeris akibat anjloknya harga jagung viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah akun @Daeng_Info di jejaring sosial X (sebelumnya Twitter), terlihat seorang petani menangis histeris karena gabah.

“HARGA JAGUNG TURUN! Petani jagung di Kalukku, Mamuja menangis histeris karena harga jagung beberapa hari terakhir anjlok,” tulis @Daeng_Info dalam unggahan yang dilihat Tribunnews, Kamis (16/05/2024).

Petani dalam video itu menangis histeris. Ia berteriak, “Harga jagung ini murah sekali!”

Bahkan, saat perekam video menanyakan apa yang terjadi, petani tersebut malah menangis semakin histeris, tak mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.

“Di mana saya bisa mengadu tentang hal itu? Jagung murah sekali! Modal ini tidak akan dikembalikan kepadaku!” – kata petani itu sambil terus menangis.

Hingga Kamis, postingan tersebut telah dilihat 1,4 juta kali.

Video viral ini pun menimbulkan reaksi dari warganet. Ada yang menilai pemerintah akan memiskinkan petani.

“Terlepas dari gandumnya, gandum di daerah kita sudah anjlok karena setiap panen besar, pemerintah selalu impor beras, seolah-olah petaninya miskin, jadi setiap pemilu masih mudah menyuap mereka dengan jaminan sosial,” tulis salah satu warganet. .

Ada warganet lain yang menyayangkan nasib para petani dalam video tersebut.

“Sangat disayangkan petani yang sudah berbulan-bulan mengeluarkan uang, tenaga, dan waktu untuk memanen, tiba-tiba harga turun setelah panen.

“Sabar ya Bu, begini nasib petani, capek kerja tapi nihil,” tulis warganet.

“Sabar bu.. Pusing banget, kepala ibu mau meledak, pupuk, insektisida semua hutang.. Semoga langkah ibu ini dimudahkan. Dia hanya ingin bertahan hidup, berkuasa. Banyak juga yang bercanda seperti ibu ini ,” tulis warganet lainnya.

Video tersebut pun menarik perhatian mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti.

Tuduhan tersebut pun ditanggapinya melalui akun X miliknya.

Dia membalasnya dengan dua emoji wajah sedih.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Suleiman melaporkan, pada April dan Mei, saat panen raya, harga gandum mengalami penurunan.

Bahkan, kata dia, pengurangan tersebut bisa saja berada di bawah standar pengadaan yang telah ditentukan (HAP) gandum.

Amran pun meminta agar hasil panen yang luar biasa ini tidak hilang karena kerja keras para petani dalam negeri.

“Kami mengajak produsen pakan untuk segera menyerapnya. Kami juga meminta Bulog menyerap gabah petani agar harga terjamin, jangan sampai harga turun karena kesejahteraan petani jadi taruhannya,” ujarnya, Kamis (5/2/2018). 2024).

Sebagai informasi, HAP gandum kering bersih di tingkat petani dengan kadar air 15 persen diputuskan dinaikkan dari Rp 4.200 per kilogram menjadi Rp 5.000 per kg.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *