Bukan kendala finansial, makanya SUGBK bisa seperti stadion Tottenham dan Bernabeu
Laporan reporter Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) rupanya tidak bisa direnovasi secara besar-besaran.
Hal ini bukan karena kendala biaya, melainkan stadion berkapasitas 70 ribu penonton ini merupakan pusat kebudayaan Indonesia.
Dalam praktiknya, SUGBK virtual tidak bisa diubah seperti stadion Tottenham Hotspur atau stadion Santiago Bernabeu, stadion kandang Real Madrid.
“Untuk bisa mencapai level seperti Tottenham atau Bernabeu, itu tidak mungkin karena kita harus mengubah struktur stadion besar yang merupakan tempat cagar budaya,” kata Direktur Jenderal PPKGBK Hadi Sulistia, Rabu (10). ). /7/2024).
Kini, Hadi mengatakan timnya sedang mencari platform lain untuk dijadikan percontohan SUGBK.
Stadion yang dijadikan model SUGBK adalah Stadion Nasional, Singapura.
Oleh karena itu, kami mencari referensi dari yayasan yang bisa digunakan di arena pertama Singapura, kata Hadi.
“Namun untuk bisa seperti Singapura, mereka membutuhkan waktu 7 tahun untuk membangun infrastrukturnya menjadi seperti ini,” jelasnya.
Selain itu, Hadi mengatakan sejauh ini Stadion Nasional, Singapura, telah menjalin kerja sama dengan pihak pengelola stadion.
Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus SUGBK agar bisa menyamai Stadion Singapura adalah aspek perawatannya.
Alhamdulillah Singapura sangat kooperatif sehingga bisa memberikan ilmunya kepada kami. Namun untuk menyiapkan pembibitan dan peralatannya perlu pesanan dan persiapan minimal 12 bulan, kata Hadi.
“Alat yang paling populer adalah roller, seperti traktor untuk menggulung rumput yang dipesan jauh-jauh hari dan memakan waktu satu tahun karena tradisional. Juga, kita berbicara tentang perawat dan yang paling penting, kita harus mengoordinasikan masalah organisasi antar perusahaan; ” jelasnya.