Budi Arie Sebut Perempuan Lebih Kejam di Kasus Polwan Bakar Suami, Komnas Perempuan: Seksis

TRIBUNNEWS.COM – Komnas Perempuan menyayangkan pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi yang menyebut perempuan lebih brutal dibandingkan laki-laki dalam kasus polisi Briptu FN (28) yang juga membakar suaminya. seorang polisi, Brigjen RDW (29) di Kota Mojokerto, Jawa Timur.

Komisioner Komnas Perempuan Rainy Hutabarat menyebut pernyataan Budi Aria bersifat seksis dan merupakan wujud stereotip gender.

Komnas Perempuan menyayangkan Menteri Komunikasi dan Informatika sebagai pejabat publik melontarkan pernyataan-pernyataan seksis dalam masyarakat patriarki yang seringkali ditujukan kepada perempuan.

“(Pernyataan Budi Arie) perempuan lebih kejam dibandingkan laki-laki merupakan salah satu bentuk stereotip gender,” kata Rainy dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Selasa (6/11/2024).

Rainy mengatakan, pernyataan Budi Arie semakin membuka peluang opini masyarakat terhadap brigadir jenderal pertama FN tersebut dan justru mengalihkan perhatian publik dari persoalan yang perlu segera diatasi.

Ia juga meminta pejabat publik seperti Budi Arie lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan untuk menjamin kesetaraan gender.

“Masyarakat kita mengenal istilah ‘ibu tiri’ yang menunjukkan bahwa perempuan tidak punya belas kasihan dan kejam terhadap anak-anaknya, berpikiran sempit dan berpikiran sempit.”

“Dalam konteks ini, pejabat publik harus lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan agar sejalan dengan kesetaraan gender yang merupakan bagian dari tujuan pembangunan nasional dan pembangunan berkelanjutan,” kata Rainy.

Diketahui, peristiwa anggota polisi yang membakar suaminya terjadi di asrama Polres Mojokerto (Aspol) pada 8 Juni 2024.

Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto, motif brigade FN membakar suaminya sendiri karena terluka karena brigadir PRT asing itu mengeluarkan uang untuk belanja judi online (judol).

Terkait hal tersebut, Rainy mengatakan pihaknya juga menyoroti dampak perjudian online dan pinjaman online yang dapat mengakibatkan kematian dan penyiksaan mental.

Ia juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi dampak negatif perjudian online dan pinjaman online yang marak di masyarakat.

“Cominfo dan kementerian/lembaga terkait harus mengambil langkah-langkah preventif untuk mengakhiri residivisme dan mengumumkan kebijakan untuk mengatasi dampak negatif tantangan era digital, termasuk perjudian online, pinjaman, perdagangan manusia melalui teknologi, dan kejahatan pemerkosaan elektronik,” kata Rainy.

Terkait kasus Brigjen FN, ia berharap Polri memperhatikan kebutuhan psikologis Brigjen FN dan memastikan terpenuhinya hak ibu dan anak kecil, termasuk mendapatkan ASI.

“Komnas Perempuan juga mencatat bahwa perempuan yang berhadapan dengan hukum sangat rentan karena gender dan kondisi lainnya.

“Juga mendorong organisasi kepolisian untuk segera membangun direktorat penanganan kasus perempuan dan anak agar kebijakan perhatian khusus ini dapat dilaksanakan sebaik-baiknya demi keadilan,” ujarnya. Mengomentari kasus petugas polisi yang membakar suaminya, Budi Arie mengatakan perempuan lebih kejam dibandingkan laki-laki, kata Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (22/05/2024). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Sebelumnya, Budi Arie menanggapi kasus seorang polisi yang membakar suaminya sendiri yang juga sesama polisi, diduga karena judi online.

Ia juga mengatakan, tindakan Brigadir FN terhadap suaminya menunjukkan bahwa perempuan lebih kejam dibandingkan laki-laki.

Namun, Budi Arie berpendapat pernyataan tersebut bukan merupakan ekspresi stereotip gender.

“Lagi pula panas juga soal judi online. Kita harus berduka karena ada polisi yang bilang, kalau saya baca beritanya, siapa yang membakar siapa.”

Ternyata istrinya, ternyata perempuan lebih kejam dari laki-laki ya, ini tanpa stereotip gender lho, kata Budi Arie saat rapat kerja (raker) dengan Komisi Pertama DPR, Senin. (10 Oktober).

Pernyataan Budi Aria tersebut menanggapi pertanyaan pimpinan Komisi DĽR Pertama terkait peristiwa seorang polisi yang membakar suaminya sendiri karena diduga menggunakan uang hasil pembeliannya untuk perjudian online.

(Tribunnews.com/Yohans Liestyo Poerwoto/Igman Ibrahim)

Artikel lainnya tentang Seorang Polisi yang Membakar Orangnya di Mojokerto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *