TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada Mei 2024, Badan Sandi Siber Nasional (BSSN) telah mengumumkan siber TNI dan kami telah mengerahkan satuan tugas keamanan kriptografi.
Juru Bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan, satgas akan melaksanakan pengamanan informasi, menjamin penggunaan jaringan komunikasi berbasis protokol internet, serta menjamin keamanan jaringan komunikasi dan infrastruktur yang digunakan untuk acara WWF Bali ke-10
Sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab kepada Presiden, BSSN bertugas menjamin keamanan, perlindungan, dan kedaulatan siber bangsa.
“Satgas Keamanan Siber dan Kriptografi ini kami siapkan sebagai implementasi dari Perintah Eksekutif Nomor 13 Tahun 2024 tentang Panitia Nasional Penyelenggara Forum Air Dunia ke-10 Tahun 2024,” kata Ariandi, Jumat (17 Mei 2017). ) dalam sebuah pernyataan. ).
Dikatakannya, Pokja Keamanan Siber dan Kriptografi BSSN bekerja sama dengan Kementerian PUPR mempersiapkan dan mengoordinasikan pelaksanaan IT Security Assessment (ITSA) pada permohonan pendaftaran peserta WWF.
Hal yang sama juga dilakukan kepada Sekretaris Negara (Setneg) untuk pendaftaran permohonan ke komite lokal dan pembantu.
Pada gilirannya, Satgas Keamanan Siber dan Kriptografi BSSN juga memantau permasalahan media sosial terkait WWF.
“Untuk memastikan terselenggaranya acara WWF di Bali dengan aman, Satgas Keamanan Siber dan Kriptografi BSSN dibagi menjadi dua kategori utama: pertama, perlindungan terhadap potensi serangan siber teknis. Kedua, keamanan dari serangan siber sosial,” dia menjelaskan.
Selain itu, Satgas Keamanan Siber dan Kriptografi yang dikerahkan BSSN telah melakukan pendataan aset-aset di ranah siber terkait penerapan pengamanan.
Hal ini dilakukan untuk memastikan pelaksanaan pengamanan dan pencapaian tujuan Satgas Keamanan Siber dan Kriptografi BSSN dalam mendukung pelaksanaan World Water Forum ke-10 di Bali dapat dilakukan dengan baik dan lancar,” ujarnya.
Seperti diketahui, acara WWF merupakan forum sektor perairan terbesar di dunia. Forum ini dilatarbelakangi oleh permasalahan sumber daya air yang menjadi semakin mendesak seiring dengan meningkatnya permintaan air global dengan cepat dan akses terhadap air yang berkualitas dan berkelanjutan menjadi semakin sulit. WWF ke-10 yang diselenggarakan di Bali dihadiri oleh 33 kepala negara dan 190 menteri dari 180 negara.