TRIBUNNEWS.COM – Brigade Syuhada Al-Aqsa – Brigade Tulkarm – mengumumkan pada Senin (27/5/2024) bahwa mereka menyerang pos pemeriksaan militer di pemukiman Mevo Dotan dengan senapan mesin.
Rekaman video yang beredar memperlihatkan sebuah bus mengangkut para pemukim di dekat pos.
Agresi ini merupakan reaksi awal atas pembantaian di Rafah.
Dalam sebuah pernyataan, brigade tersebut juga mengatakan para pejuangnya juga menyerang pos pemeriksaan militer Sanaoz di sebelah barat Tulkarem, juga dengan senapan mesin.
Koresponden Al Mayadeen di wilayah pendudukan Palestina sebelumnya melaporkan bahwa mujahidin telah menyerang pos pemeriksaan militer Dotan, sebelah barat Jenin.
Mereka juga bentrok dengan pasukan pendudukan Israel.
Media lokal juga melaporkan bahwa pejuang perlawanan berperang melawan pasukan pendudukan Israel di perbatasan Salem dekat Jenin barat.
Di sisi lain, Brigade Al-Quds – Brigade Jenin Kafr Dan – mengumumkan tentaranya bentrok dengan tentara Israel yang memasuki kota Kafr Dan.
Kendaraan Anda diserang dengan ranjau.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa Majd Aramin yang berusia 14 tahun tewas pada Minggu malam akibat kebakaran IOF di dekat kota Sa’ir, sebelah utara al-Khalil di Tepi Barat selatan.
Pasukan pendudukan Israel membunuh Aramin dan menuduhnya melakukan “percobaan serangan pisau.”
Media lokal Palestina melaporkan bahwa pasukan pendudukan mencegah petugas medis Palestina memberikan perawatan medis kepada anak yang terluka tersebut.
Dia tergeletak di tanah dan mati kehabisan darah.
Tentara pendudukan mengirim pasukan keamanan ke daerah tersebut, membentuk garis keamanan dan melakukan penggerebekan dan penggeledahan.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan jumlah kematian di Tepi Barat dan Quds mencapai 519 orang sejak 7 Oktober, termasuk 200 orang sejak awal tahun ini. Situasi di rumah sakit di Gaza
Rumah Sakit Kuwait di Rafah, Gaza selatan, telah ditutup setelah dua staf medisnya tewas dalam serangan Israel di depan pintu rumah sakit tersebut.
Fasilitas tersebut adalah rumah sakit utama di Rafah dan merupakan tempat sebagian besar korban serangan Israel di kamp pengungsi di Rafah mencari perawatan.
Menurut PBB, pemboman Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah menyebabkan 20 rumah sakit tidak dapat digunakan.
Dari 36 rumah sakit di Gaza, saat ini hanya 16 rumah sakit yang beroperasi, namun hanya terbatas.
Semua fasilitas medis kekurangan persediaan, staf, dan obat-obatan yang diperlukan.
Di selatan Jalur Gaza, Rumah Sakit Al-Emirati di Rafah masih berfungsi sebagian.
Dan di Gaza tengah, empat rumah sakit lainnya – Al-Aqsa, al-Awda, Nasser dan Rumah Sakit Eropa – merawat sebagian besar korban luka dan sakit.
Di Jalur Gaza bagian utara, Rumah Sakit al-Ahli merupakan satu-satunya rumah sakit terbuka dengan kapasitas terbatas di Kota Gaza.
Pada Senin (27 Mei 2024), fasilitas tersebut mendapat bantuan berupa transportasi obat-obatan, bahan kesehatan, dan bahan bakar dari Organisasi Kesehatan Dunia.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)