TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG – Di tengah kota-kota besar yang terus berkembang, pertanian perkotaan muncul sebagai pilihan yang baik untuk memanfaatkan lahan terlantar, termasuk tempat pembuangan sampah (TPS) liar.
Saat ini, pertanian perkotaan tidak hanya menyediakan pangan sehat lokal, namun juga memiliki potensi bisnis yang signifikan bagi masyarakat perkotaan. Hal ini juga menjadi keinginan warga Desa Sungai Pangeran Palembang yang berhasil menyulap kawasan terlantar menjadi kawasan hijau.
Yusraenati, Ketua Kelompok Dasawisma Pisang, RT 17 Desa Sungai Pangeran, Palembang, mengatakan, “Berawal dari TPS liar yang menyebabkan pencemaran lingkungan, menjadi kawasan hijau yang merupakan inovasi dan edukasi untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan lebih baik.”
Inisiatif yang dilakukan Dasawisma Pisang Grup tidak lepas dari program BRI melalui Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli Pertanian di kota “BRINita”. Dalam program ini BRI memberikan berbagai bantuan terkait sarana dan prasarana pertanian perkotaan kepada kelompok Dasawisma Pisang yang berjumlah 16 orang.
Selain bantuan perumahan, program BRInita juga memberikan berbagai bantuan untuk meningkatkan produktivitas dan kapasitas kelompok Dasawisma Pisang, antara lain pelatihan budidaya hidroponik, pelatihan budidaya ikan, pelatihan eco-enzyme (POC), dll.
“Kami senang mendapat pelatihan budidaya hidroponik dan cara beternak ikan yang benar, dan kami sudah punya proyek bagus di sini,” kata Yusraenati.
Berkat inisiatif berkelanjutan dari Grup Dasawisma Pisang, seluruh masyarakat mulai merasakan banyak manfaat. Dari manfaat ekonomi hingga perlindungan lingkungan. Itu sebabnya kawasan pemukiman yang dulunya merupakan tempat pembuangan sampah di tepi sungai, tidak berbau sampah dan lebih baik. Hal ini akan meningkatkan minat warga terhadap lingkungan sekitarnya.
Selain itu, lingkungan produksinya semakin luas dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Sungai Pangeran. Berkat itu, kawasan yang tadinya terbengkalai kini menjadi tempat belajar, rekreasi, dan relaksasi warga sekitar.
Dengan kata lain, hasil keinginan BRInity dari masyarakat Sungai Pangeran adalah hasil hidup selaras dengan alam. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa pengelolaan keseimbangan ekosistem dan pemanfaatan sumber daya alam dapat memberikan manfaat.
Urban farm yang beroperasi sejak Mei 2023 ini memulai pembangunan fasilitas BRInita dan menyumbangkan 200 bibit ikan untuk budidaya. Kelompok Dasawisma Pisang juga menghasilkan empat tanaman sayuran (bayam Brazil, bok choy, selada, bawang merah, sawi, cabai dan kangkung), empat ekor kalkun, dan delapan produk olahannya.
Kelompok Pisang Dasawisma juga memanen sayuran pada Juni hingga September 2023 atau sebanyak 67,35 kilogram. Sedangkan untuk pengumpulan ikan, Kelompok Dasawisma Pisang mampu mengumpulkan hingga 35 kilogram. Selain manfaat ekonomi, proyek ini juga berkontribusi terhadap pengembangan keahlian Dasawisma Pisang Group di bidang budidaya ikan dan hidroponik.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada BRI melalui BRInita yang telah mendukung kami dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” kata Yusraenati.
Sejalan dengan SDGs
Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto mengungkapkan, program BRInita yang dilaksanakan oleh Dasawisma Pisang Palembang Group sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang bertujuan untuk mengelola pembangunan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, menjaga pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, menjaga kualitas lingkungan hidup dan mengembangkan secara inklusif dari generasi ke generasi.
Secara langsung, pertanian perkotaan di Sungai Pangeran menciptakan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan nilai pertanian dan perikanan di wilayah perkotaan terbatas, serta menghasilkan produk bisnis dan kesehatan untuk tanaman dan budidaya hidroponik.
Apalagi berkat kerja sama yang erat antara Dasawisma Pisang Group dan BRI Peduli BRInita, pemanfaatan sampah di hulu Sungai Pangeran terwujud untuk mencegah pencemaran lingkungan dan membuka potensi pertanian perkotaan di BRInita.
“Program ini dilaksanakan tidak hanya di satu, tapi 21 lokasi di Indonesia. Kami berharap program ini tetap berjalan sehingga menjadi wadah yang baik bagi masyarakat. “Kami berharap kisah inspiratif yang dibagikan Kelompok Dasawisma Pisang dapat diadopsi oleh kelompok lain,” kata Catur.