Dilansir reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.
Hal ini dilaporkan BPOM di tujuh daerah akibat keracunan makanan tidak darurat (KLBKP).
Saat ini BPOM telah menghentikan sementara peredaran produk pangan asal China tersebut.
Terkait penghentian sementara distribusi Latio, peneliti keselamatan dan keberlanjutan kesehatan global Dickie Budiman mengungkapkan potensi dampak kesehatan dari mengonsumsi Latio yang terkontaminasi.
Sebagai informasi, produk Latio tercatat terkontaminasi bakteri Bacillus cereus.
“Pencemaran tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari gejala ringan hingga kondisi yang lebih parah,” kata Dickey kepada Tribun, Rabu (6/11/2024).
Dickey merinci dampak kesehatannya.
Gejala pertama keracunan akut. Bakteri Bacillus cereus dapat menghasilkan dua jenis racun.
Ini adalah enterotoksin yang menyebabkan diare dan sembelit, serta racun emetik yang menyebabkan mual dan muntah.
Sindrom emetik sering kali muncul dengan gejala muntah. Gejala biasanya muncul dengan cepat, dalam waktu 1-6 jam setelah mengonsumsi produk yang terkontaminasi.
Gejalanya meliputi mual, muntah, dan pusing. Pada anak-anak dan orang lanjut usia, gejala ini dapat menyebabkan dehidrasi parah.
Lalu ada sindrom diare. Gejala tersebut antara lain sakit perut, diare, dan lemas.
Diare akibat infeksi ini bisa berlangsung hingga 24 jam.
Hal ini menyebabkan hilangnya cairan tubuh pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Dampak kedua adalah bahaya kesehatan jangka panjang.
Menurut Dickey, dalam beberapa kasus, paparan racun secara kronis dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan mengganggu keseimbangan mikroflora usus.
“Risiko tambahan terkait dengan bahan kimia tambahan seperti asam sorbat dan asam dehidroasetat,” lanjut Dickey.
Di Tiongkok, kombinasi kedua bahan ini dilarang pada tepung beraroma, karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan jika dimakan berulang kali.
Terutama pada anak-anak yang lebih sensitif terhadap bahan kimia berbahaya.
Dampak kesehatan ketiga adalah potensi infeksi lebih lanjut.
Selain infeksi saluran cerna, paparan bakteri Bacillus cereus tingkat tinggi juga dikaitkan dengan infeksi pada organ lain. Misalnya infeksi mata yang dapat mengganggu penglihatan jika tidak ditangani.