TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Dr. Taruna Ikrar, M. Biomed., Doktor., Ph.D. Pada hari Minggu tanggal 8 September 2024 melakukan kunjungan kehormatan ke KBRI Jepang dalam rangka persiapan menghadiri Konferensi Regional USP Asia Pasifik ke-4.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak tidak hanya membahas berbagai isu strategis terkait sektor farmasi, namun juga membahas peluang penguatan kerja sama di bidang pangan olahan.
Pertemuan tersebut juga fokus pada persiapan penyelenggaraan Indonesia-Japan Business Forum on Medicines and Food Production, sebagai upaya meningkatkan kualitas dan daya saing produk Indonesia di pasar Jepang dan global.
Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar RI untuk Jepang menyampaikan apresiasi atas kemajuan yang dicapai industri farmasi Indonesia, khususnya penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dalam sistem jaminan mutu produk obat.
Menurutnya, penerapan GMP telah memastikan produk farmasi Indonesia mampu memenuhi standar mutu dan keamanan yang disyaratkan pasar Jepang.
Sistem yang kuat ini membuka pintu bagi produk farmasi Indonesia untuk diterima secara luas di pasar internasional. Atas izin Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dr. Taruna Ikrar, M. Biomed., Doktor., Ph.D. Bersama Duta Besar RI untuk Jepang dalam rangka persiapan menghadiri 4th USP Asia Pacific Regional Section Meeting, Minggu 8 September 2024.
Namun, perwakilan tersebut menekankan bahwa keberhasilan yang dicapai di sektor farmasi perlu diperluas ke sektor pangan.
Ia mengatakan, masih banyak produk pangan impor asal Indonesia yang ditolak di pasar Jepang karena tidak memenuhi standar mutu dan keamanan yang diharapkan.
Banyak produk yang tidak lolos uji karena belum sepenuhnya menerapkan prinsip Good Agricultural Practice (GAP) dan GMP di seluruh rantai produksi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mendorong penerapan standar internasional pada produk pangan tersebut, untuk memperkuat daya saingnya di pasar global.
Menyikapi hal tersebut, Kepala BPOM RI menyatakan komitmen penuhnya untuk bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang untuk menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi industri pangan.
Kepala BPOM menjelaskan BPOM mempunyai peran penting dalam pemantauan dan peningkatan kualitas produk pangan olahan di Indonesia.
Dengan semakin kompleksnya regulasi keamanan pangan di banyak negara termasuk Jepang, BPOM siap mendukung pelaku industri untuk lebih menerapkan prinsip GMP, GAP dan standar keamanan pangan lainnya.
Kepala BPOM mengatakan forum kerja sama yang sudah ada seperti Indonesia-Jepang Business Forum on Pharmaceutical and Food Products akan diperkuat.
Konferensi ini merupakan platform strategis untuk membahas berbagai tantangan dan peluang kerja sama kedua negara guna meningkatkan kualitas dan daya saing produk farmasi dan pangan olahan.
Dengan komitmen bersama, kami berharap kerjasama ini mampu memberikan solusi konkrit atas permasalahan yang dihadapi para pelaku industri pangan, serta meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Jepang.
Kepala BPOM juga menekankan pentingnya penguatan kerja sama lintas industri melalui forum kerja sama yang sudah ada, yakni Indonesia-Japan Business Forum on Medicines and Food Production.
Konferensi ini menjadi platform penting untuk membahas isu-isu strategis, standar kualitas dan peluang kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang, khususnya di sektor farmasi dan makanan.
Ia juga menegaskan, konferensi tersebut tidak hanya berfungsi sebagai ajang diskusi, namun juga menjadi wadah yang ampuh untuk menyelesaikan permasalahan terkait hambatan ekspor produk Indonesia yang dilakukan oleh para pelaku industri, khususnya ke Jepang.
Berlanjutnya kerja sama antara BPOM, KBRI Jepang, dan pelaku industri di Indonesia merupakan langkah penting untuk memastikan produk farmasi dan makanan Indonesia tidak hanya memenuhi standar internasional, namun juga mampu bersaing di pasar global.
Dengan didukung diplomasi ekonomi yang kuat, kerja sama ini diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian Indonesia dengan meningkatkan ekspor produk-produk berkualitas tinggi di sektor farmasi dan makanan olahan.