Laporan reporter Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Badan Penyelenggara Asuransi Nasional atau BPJS Kesehatan meluncurkan Buku Catatan Perjalanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 10 tahun.
Kepala Eksekutif BPJS Kesehatan Gufron Mukti meluncurkan dua buku di kantornya di Jakarta pada Jumat (17/05/2024).
Yang pertama berjudul “Rosso Telo Dadi Duren, Bien Gelo Saiki Keren: Catatan Perjalanan 10 Tahun BPJS Kesehatan”.
“Buku ini memuat berbagai peristiwa penting yang mengiringi langkah BPJS Kesehatan sejak diluncurkan pada 1 Januari 2014. Buku tersebut menceritakan dinamika perjalanan National Health Insurance Scheme (NHIS) selama satu dekade,” ujarnya.
Buku kedua berjudul Prinsip Dasar Sistem Jaminan Sosial dan Jaminan Kesehatan.
Buku ini banyak membahas tentang dasar-dasar jaminan kesehatan sosial, antara lain kelebihan dan kekurangan pelaksanaan Program JKN, kebutuhan dasar kesehatan (KDK), kelas tempat tidur standar (KRIS), mekanisme promosi kelas dan pengurangan biaya, program anti-fraud, transformasi digital yang diterapkan oleh perusahaan BPJS Kesehatan dan banyak lagi.
“Untuk mendaftarkan lebih dari 97 persen penduduk Indonesia menjadi peserta JKN dalam waktu 10 tahun bukanlah hal yang mudah. “Pada saat yang sama, BPJS Kesehatan juga dituntut untuk meningkatkan kepuasan peserta JKN dengan memberikan layanan yang sederhana, cepat dan setara.
“Dengan kerja keras dan kerja sama dengan semua pihak, BPJS Kesehatan mampu melewati berbagai tantangan dalam mewujudkan universal health coverage (UHC) di Indonesia,” kata Gufron.
Gufron mengatakan pada tahun 2014, jumlah peserta JKN tercatat sebanyak 114 juta orang.
Hingga 10 Mei 2024, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 271,2 juta orang.
Pemanfaatan program JKN terus meningkat, dari 92,3 juta per tahun pada tahun 2014 menjadi 606,6 juta per tahun pada tahun 2023.
Terkait ketersediaan layanan kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan mitra terus bertambah.
Selain itu, ia juga banyak mengembangkan inovasi digital yaitu Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), mobile application JKN dan BPJS Kesehatan Center 165 dimana masyarakat dapat mengurus administrasi, mencari informasi atau menyampaikan pengaduan.
“Program JKN bisa dilakukan melalui telepon seluler. Aplikasi P-Care yang digunakan mitra BPJS Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer (FKTP) seluruh Indonesia telah mempercepat proses vaksinasi Covid-19. Dulu, peserta JKN memerlukan salinan berkas. “Kalau berobat sekarang cukup tunjukkan NIC di KTP dan bisa dilayani asalkan peserta JKN berstatus kepesertaan aktif dan mengikuti prosedur,” kata Gufron.
Gufron menambahkan, pihaknya juga telah menciptakan inovasi hebat bernama i-Care JKN yang dapat memudahkan peserta JKN dan dokter dalam mengakses riwayat kunjungan peserta JKN selama 12 bulan terakhir.
Dengan cara ini, dokter dapat melayani peserta tersebut dengan lebih cepat dan akurat.
Pada acara ini, BPJS Kesehatan juga meluncurkan fitur baru pada mobile app JKN bernama BUGAR.
Ragam layanan yang tersedia pada fitur BUGAR antara lain pelacakan data kesehatan vital peserta JKN, pengukuran tubuh, aktivitas langkah, tenaga yang dikeluarkan, dan jalan kaki harian peserta JKN. Fungsi FITNESS juga dapat mengukur kualitas tidur dan kalori peserta JKN.