BPH Migas: Subsidi untuk BBM RON 92 ke Atas Lebih Perlu Ketimbang Pertalite, Apa Alasannya?

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perbincangan mengenai subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang dijual Pertamina kembali mengemuka di kalangan pejabat Badan Pengatur Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Saleh Abdurrahman, anggota BPH Migas, mengatakan subsidi yang diberikan pemerintah lebih baik untuk bahan bakar berkualitas.

Jenis bahan bakarnya adalah Pertamax atau Pertamax Green 92.

Pertamax Green 92 dikenal sebagai inovasi perpaduan Pertalite dengan etanol 7%.

Padahal idealnya subsidi yang diberikan adalah BBM yang berkualitas, itu idealnya, kata Saleh dalam acara Cembung Indonesia Petroleum Association di Tangerang, Selasa (13/05/2024).

Makanya ada pembahasan juga oleh Pertamina untuk mengkaji peralihan dari Pertalite ke RON 91 ke atas sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20 Tahun 2017 tentang emisi, sulfurnya banyak, tapi RON 91 ke atas,” lanjutnya.

Tahun lalu, Pertamina berupaya menaikkan angka oktan BBM bersubsidi dari RON 90 menjadi RON 92.

Caranya, Pertalite dicampur dengan etanol 7% untuk menghasilkan Pertamax Green 92.

Namun manajemen mengungkapkan, kajian yang disebut program Langit Biru Tahap 2 ini masih dilakukan secara internal dan belum diputuskan.

Saleh kembali menyatakan, pada dasarnya langkah tersebut perlu benar-benar dilakukan agar masyarakat dapat menikmati penggunaan bahan bakar yang berkualitas.

Namun, ada sejumlah permasalahan yang perlu diatasi agar peralihan ke bahan bakar berkualitas lebih tinggi dapat berjalan lancar.

Yakni ketersediaan infrastruktur pengolahan Pertamax Green 92, biaya produksi yang disinyalir lebih tinggi dibandingkan Pertalite, serta ketersediaan APBN. Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) melayani konsumen di SPBU Coco MT Haryono di Jakarta pada Senin (2/10/2024). 

“Boleh saja, tapi pemerintah perlu melihat dari harga, ketersediaan infrastruktur nasional, bioetanol terutama 5-7%, menurut saya pribadi positif,” tutupnya.

Dulu, BBM dengan nilai oktan atau RON (Research Octane Number) 92 disebut-sebut disubsidi pemerintah.

Tujuannya agar masyarakat atau konsumen beralih ke bahan bakar yang lebih baik dibandingkan perthalida yang memiliki nilai oktan jauh lebih rendah yaitu 90.

Penggunaan bahan bakar beroktan rendah seperti Pertalite dianggap sebagai penyebab buruknya kualitas udara di banyak kota di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *