BPDPKS-Aspekpir Dorong UKPK Kembangkan Bisnis Kerajinan Berbasis Lidi Sawit

TRIBUNNEWS.COM — Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Nasional Indonesia (Aspekpir) berkolaborasi mengembangkan industri kerajinan berbasis batang kelapa sawit dengan menyelenggarakan workshop UKMK berbasis kelapa sawit di Asahan. , Sumatera Utara.

Acara yang dilaksanakan selama dua hari ini berlangsung pada tanggal 26-27 Juni 2024 di Hall Grand Mulia Hotel Kisaran. Sebanyak 80 orang, termasuk perwakilan koperasi dan organisasi petani kelapa sawit, berpartisipasi aktif dalam acara ini.

Turut hadir pula pemangku kepentingan Aspectpir se-Indonesia dan tamu dari Pemerintah Provinsi Sumut, Pemerintah Provinsi (Pemkab) Asahan, perwakilan perusahaan kelapa sawit, Dekranasda dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut.

Acara yang berlangsung meriah ini mengusung tema penguatan kelembagaan petani kelapa sawit melalui pengembangan UKMK kerajinan kelapa sawit untuk mendorong munculnya industri dalam negeri yang berbasis kelapa sawit. “Peserta berasal dari berbagai daerah, termasuk enam cabang Aspek-PIR di Sumut,” ujar Syarifuddin Sirait, Ketua DPD I Sumut.

Ia berharap seluruh anggota dan pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Rakyat Sumut (Aspek-PIR) yang merupakan petani sawit plasma mampu menghasilkan produk yang bermanfaat setelah mengikuti acara tersebut.

Bupati Asahan Surya mengatakan, Pemerintah Kabupaten Asahan mendorong seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Asahan untuk menjalin kemitraan dengan produsen kelapa sawit untuk meningkatkan kapasitas pengolahan limbah kelapa sawit.

Dalam sambutan yang dibacakan oleh Komisaris Pertanian Kabupaten Asahan Ir Hazairin MM menyampaikan: “Ini merupakan kerja keras dan dedikasi Pemerintah Kabupaten Asahan dalam meningkatkan kesejahteraan petani sawit.”

Bupati mengucapkan terima kasih atas workshop yang diselenggarakan oleh Aspectpir Indonesia yang didukung oleh BPDPKS. Sebab, beliau memberikan keterbukaan pikiran, pengetahuan dan kreativitas dalam pengolahan limbah sawit.

“Petani bisa memperoleh pendapatan tidak hanya dari penjualan tandan buah segar (TBS) tapi juga dari hasil samping seperti pelepah sawit,” ujarnya.

Selain itu, kehadiran UMKM kelapa sawit akan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.

Ia mengatakan, “Ada perkebunan kelapa sawit di Asahan yang dijalankan oleh masyarakat dan perusahaan. Diketahui luas lahan kelapa sawit nasional adalah 75.627,92 hektar (Ha), jelasnya.

Sutoyo, Menteri Keuangan Indonesia Aspectpir, menjelaskan produk limbah kelapa sawit dan berbagai limbah kelapa sawit lainnya memiliki potensi besar untuk dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan bagi para petani kelapa sawit.

Untuk mendukung itu semua, ia mengimbau para petani kelapa sawit, khususnya yang berkepentingan dengan pengelolaan buah kelapa sawit, agar berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda).

“Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan adanya panduan bagi bisnis batang sawit kami. Banyak juga manfaat yang bisa kami peroleh dengan menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah,” kata Sutoyo.

Anwar Sadat, Analis Senior Divisi UKMK BPDPKS, mengatakan tujuan strategis BPDPKS adalah meningkatkan kesejahteraan petani, menstabilkan harga CPO, dan memperkuat industri hilir.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, kegiatan yang dilakukan antara lain meningkatkan dukungan terhadap produsen kecil kelapa sawit dengan meningkatkan ketepatan tujuan strategis, meningkatkan rantai pasok – pasokan, dan penyediaan layanan informasi kepada petani kecil kelapa sawit.

Guna menjaga kestabilan harga CPO, disiapkan program berupa integrasi data luas lahan dan produksi kelapa sawit. Percepatan penyerapan minyak sawit dalam negeri. dan perluasan pasar ekspor baru.

Sementara itu, sedang dipersiapkan program optimalisasi penerimaan dana sawit untuk memperkuat industri hilir. Mereka mendukung program konversi minyak sawit menjadi bahan bakar ramah lingkungan dan mendorong investasi di sektor oleokimia.

Dalam kegiatan ini para peserta berlatih kerajinan tangan berbahan dasar pohon palem seperti pembuatan name tag dan sandal pohon palem bersama guru Febri Yunarta dan tim Pabrik Kerajinan Cambia Craft.

Perajin Sriyono dibantu Pakarpir juga mendemonstrasikan praktik pembuatan kerajinan cakram lontar. Produk batang kelapa sawit juga diperlihatkan kepada para peserta.

Salah satu narasumber pada kegiatan ini adalah Natassa Kusumawardany, Presiden PT Wardani Agro Utama yang memperkenalkan teknologi pemotongan sawit dengan laju produksi hingga 30 kg per jam yang dapat diterapkan untuk mempercepat produksi sawit. tongkat Batang pohon palem dimanfaatkan sebagai bahan baku utama industri kerajinan rumah tangga.

Terkait kemungkinan ekspor batang sawit dari Selamatsa, Natassa menjelaskan, pihaknya membuka kesempatan bagi petani plasma sawit anggota Pasifikir Indonesia untuk bekerja sama melakukan ekspor batang sawit melalui pembeli. Saya berkolaborasi dengannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *