Bos Pupuk Pelat Merah Ungkap Strategi Ciptakan Benefit hingga Rp1,8 Triliun

Wartawan Tribunnews.com Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) mengklaim mampu meraup pendapatan hingga Rp 1,8 triliun dalam beberapa tahun terakhir.

CEO Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan hal tersebut bisa dicapai perseroan melalui berbagai inovasi.

Rahmad mengatakan, inovasi ini merupakan bagian dari komitmennya dalam menjawab tantangan bisnis yang terus berubah.

Fokus utama Pupuk Indonesia adalah mengedepankan inovasi yang mengarah pada pertumbuhan dan keberlanjutan industri.

Rahmad melanjutkan, inovasi pada industri pupuk sangat penting mengingat peran strategis Pupuk Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Inovasi ini terutama diterapkan oleh perusahaan pupuk pelat merah melalui penyelenggaraan Pupuk Indonesia Quality & Innovation (PIQI) 2024.

“Ini merupakan ajang creative deal yang diadakan oleh grup Pupuk Indonesia. Seleksi kreatif dilakukan di tingkat bawah, kemudian digabungkan dan dikompetisikan kembali di tingkat holding,” kata Rahmad dalam keterangannya, Senin (09/09/2024). .

Proses integrasi dan kompetisi ini dilakukan agar terjadi transfer ilmu antar anak perusahaan sehingga hasil yang diperoleh anak perusahaan yang satu dapat digunakan di area lain ekosistem Pupuk Indonesia Group, lanjutnya.

Berbagai usaha baru Pupuk Indonesia terbukti berhasil memberikan kinerja operasional yang positif.

Terselesaikannya PIQI 2024 dinilai mampu menjawab kebutuhan dan tantangan bisnis Pupuk Indonesia, baik dari segi kehandalan operasional, penurunan biaya produksi, peningkatan daya saing produk, dan peningkatan efisiensi organisasi.

Misalnya inovasi dari Pupuk Sriwidjaja Palembang yang melakukan perubahan unit tenaga untuk mempercepat waktu perawatan mesin hidrolik yang merupakan bagian penting untuk mengendalikan peralatan dan berbagai mesin di pabrik pupuk Urea.

Sebelum adanya inovasi ini, proses perbaikan aktuator hidrolik memakan waktu 336 jam dan dilakukan oleh pihak ketiga.

Setelah inovasi, perbaikan dapat dilakukan secara mandiri dan hanya membutuhkan waktu 16 jam, sehingga meningkatkan keandalan operasional, efisiensi, dan peningkatan produktivitas.

Selain itu, inovasi Pupuk Kaltim juga mendorong efisiensi energi dengan meningkatkan proporsi batubara pada boiler sehingga berdampak positif pada efisiensi anggaran perusahaan.

Inovasi selanjutnya adalah produk pupuk Fosgreen dari Petrokimia Gresik. Pupuk berbasis fosfat memiliki rasio bahan baku yang dimodifikasi untuk memberikan harga yang lebih kompetitif dengan tetap menjaga kualitas.

Hal ini meningkatkan keterjangkauan pupuk nonsubsidi di tingkat petani.

Di sisi lain, Pupuk Indonesia sendiri berhasil mengembangkan aplikasi digital terintegrasi di tingkat toko (i-Pubers) untuk mengurangi nilai koreksi dengan mempercepat proses pengumpulan subsidi kesuburan.

Aplikasi ini telah diterapkan di lebih dari 27 ribu toko dan memudahkan petani dalam membeli pupuk bersubsidi.

“Dalam tiga tahun pelaksanaan, kontribusi keuntungan tercatat sebesar Rp1,8 triliun, jumlah yang sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa budaya inovasi benar-benar ada pada kesuburan Indonesia,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *