TRIBUNNEWS.COM – Tuduhan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memupuk tren tipu daya dan penipuan telah menjadi perhatian publik.
Topik tersebut menjadi perbincangan setelah mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melontarkan tuduhan tersebut dalam biografinya yang akan diterbitkan pada bulan Oktober.
Dalam buku berjudul Unleashed, Boris Johnson menyebut Benjamin Netanyahu diam-diam melakukan spionase terhadap negaranya.
Dia mengetahuinya setelah menemukan alat pendengar di kamar mandi Kantor Luar Negeri Inggris setelah Netanyahu menggunakannya.
Boris mengatakan tim keamanannya menemukan alat pendengar di toilet setelah Netanyahu menggunakan fasilitas tersebut.
Keduanya bertemu pada tahun 2017 ketika Johnson menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Dikutip dari Daily Telegraph, Boris Johnson mengungkap peluncuran alat pendengar dalam konsep yang akan dirilis pada 10 Oktober 2024.
“Setelah dia keluar (dari kamar mandi) bibi saya tampak tenang untuk beberapa saat,” kata Boris Johnson.
“Dan itu mungkin kebetulan atau mungkin juga bukan, saya diberitahu bahwa tim (keamanan) saya telah menemukan seorang penyadap, setelah mereka melakukan pemeriksaan rutin, mereka menemukan alat penyadap di kamar mandi,” tulis Johnson mengenang pertemuan tersebut.
Telegraph telah menanyakan rincian lebih lanjut kepada mantan perdana menteri tentang apa yang terjadi.
Namun, Johnson menolak menjelaskan lebih lanjut.
“Saya pikir semua yang perlu Anda ketahui tentang peristiwa itu ada di dalam buku.”
Ini bukan pertama kalinya pejabat Israel dituduh melakukan spionase.
Sebelumnya pada tahun 2019, POLITICO melaporkan bahwa pemerintah AS yakin Israel bertanggung jawab atas penempatan perangkat penyadapan di dekat Gedung Putih dan area sensitif lainnya di Washington, DC.
Aplikasi ini dirancang untuk mengelabui ponsel agar memberikan lokasi dan informasinya. Boris Johnson pun mengungkap rahasia Ratu Elizabeth II
Selain menyebut Netanyahu, ajakan Boris Johnson juga menarik perhatian publik London karena sejarah Ratu Elizabeth II.
Itu terjadi setelah Boris Johnson mengumumkan bahwa Ratu Elizabeth II meninggal karena kanker tulang di tahun-tahun terakhirnya.
Ini adalah pertama kalinya seorang politisi senior Inggris berbicara secara rinci tentang penyebab kematian Ratu.
Hingga saat ini, pemerintah Inggris dalam pengumuman resminya menyebutkan bahwa Ratu Elizabeth II meninggal karena sebab alamiah.
Bahkan, dalam akta kematian Ratu Elizabeth II, pemerintah Inggris mencantumkan “usia tua” sebagai penyebab kematian.
Keterbukaan informasi yang dilakukan Boris Johnson ini dinilai sangat tidak biasa oleh publik Inggris.
Pasalnya, informasi mengenai kesehatan Ratu merupakan rahasia yang dijaga ketat pada masa pemerintahannya.
Selain itu, informasi yang dibagikan dalam pertemuan antara Perdana Menteri dan Ratu sering kali dirahasiakan.
(Tribunnews.com/Bobby)