TRIBUNNEWS.COM – Komandan Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah tewas dalam serangan Israel di Beirut pada Jumat (27/9/2024).
Mark Kelly, ketua Subkomite Angkatan Bersenjata Senat, menyampaikan beberapa pengungkapan mengejutkan tentang serangan Israel yang menewaskan Nasrallah.
Kelly mengatakan Israel menggunakan bom berpemandu buatan Amerika dalam serangan itu.
“Kami melihat semakin banyak penggunaan senjata berpemandu, JDAM, dan kami terus mengirimkan senjata-senjata ini,” kata Kelly, menggunakan singkatan dari Joint Direct Attack Bombs, seperti dikutip Arab News
Kelly mengungkapkan bahwa Israel menggunakan bom seri Mark 84 seberat 2.000 lb (900 kg).
“Bom seberat 2.000 pon yang merupakan bom seri Mark 84 itu dimaksudkan untuk membunuh Nasrallah,” ujarnya.
Sebagai referensi, JDAM adalah bom dengan sistem panduan GPS.
Sementara itu, Hizbullah membenarkan kabar meninggalnya Nasrullah pada Sabtu.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Saeed Hassan Nasrallah telah bergabung dengan rekan-rekan hebatnya dan para martir abadi yang memimpinnya selama hampir 30 tahun,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan Hizbullah ini dikonfirmasi beberapa jam setelah pernyataan Israel.
Meskipun demikian, Hizbullah berjanji untuk melanjutkan perang sucinya melawan musuh dan mendukung Palestina. Reaksi Amerika atas meninggalnya Hassan Nasrallah
Presiden AS Joe Biden menyebut pembunuhan Nasrallah sebagai “tindakan keadilan bagi banyak korbannya, termasuk ribuan warga Amerika, Israel, dan Lebanon”.
Biden terus mendukung Israel.
“Israel berhak mempertahankan diri melawan Hizbullah, Hamas, Houthi, dan kelompok teroris lainnya yang didukung Iran,” tegas Biden. 2 lagi komandan “Hizbullah” tewas dalam serangan Israel
Setelah membunuh Nasrallah, Israel membunuh 2 komandan Hizbullah lainnya.
Kedua komandan tersebut adalah Nabil Qawak, wakil Dewan Pusat Hizbullah, dan Ali Karaqi.
Israel mengklaim Karki tewas dalam serangan udara yang menargetkan kompleks bawah tanah di Beirut tempat Nasrallah bersembunyi.
Sedangkan Nabil Kauk tewas dalam penyerangan pada Sabtu (28/9/2024) di kawasan Chiya selatan Beirut.
Kematian Qawak adalah pemimpin senior Hizbullah ketujuh yang tewas dalam serangan Israel dalam waktu kurang dari seminggu, Asharq al-Awast melaporkan. Israel terus menyerang Lebanon
Setelah serangan yang menewaskan beberapa komandan Hizbullah ini, Israel tidak menahan diri untuk menyerang Lebanon.
Pada Minggu (29/9/2024), Israel mengumumkan telah mengebom posisi Hizbullah di Lebanon dan menyerang Yaman.
Pertama, Israel melancarkan serangan di dekat kota Sidon di selatan negara itu, menurut Al-Arbia.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 24 orang tewas dan 29 lainnya luka-luka.
Israel kemudian menginvasi wilayah Baalbek-Hemel di Lebanon timur.
21 orang tewas dan 47 orang luka-luka dalam serangan ini.
Tak hanya itu, Israel juga menyerang Jub Jenin di wilayah Bekaa yang menewaskan 4 orang.
Korban tewas dalam serangan hari Minggu di Lebanon telah mencapai 50 orang.
(Tribunnews.com/Farah Putri)
Artikel lain terkait Amerika Serikat, Hassan Nasrallah, dan Israel