BMW Tarik 1,5 Juta Mobil karena Masalah Rem, Saham Anjlok

TRIBUNNEWS.COM – Produsen mobil Bavaria BMW (BMW) mengumumkan pada Selasa (9 Oktober 2024) bahwa mereka akan menarik kembali sekitar 1,5 juta kendaraan karena masalah rem dan mengurangi perkiraan bisnisnya untuk tahun ini.

Saham produsen mobil mewah Jerman itu anjlok setelah jutaan kendaraannya ditarik kembali.

“Penarikan kembali ini akan berdampak negatif pada penjualan global pada paruh kedua tahun ini,” kata grup yang juga mengelola merek Rolls-Royce dan Mini tersebut, menurut VOA News.

BMW mengatakan dampak finansial selama tiga bulan hingga akhir September akan berada pada kisaran “tiga digit jutaan”.

Penarikan kembali ini menjadi kabar buruk lagi bagi BMW.

Volkswagen terpukul oleh lemahnya permintaan Tiongkok terhadap industri otomotif Jerman secara keseluruhan setelah pekan lalu mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menutup pabrik-pabriknya di Jerman, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Seorang sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan kepada AFP bahwa sistem pengereman yang menyebabkan masalah tersebut dipasok oleh Continental.

“Selain dampak penarikan kembali, lemahnya permintaan di Tiongkok juga mempengaruhi penjualan.”

“Meskipun ada langkah stimulus dari pemerintah, kepercayaan konsumen masih rendah,” kata BMW dalam sebuah pernyataan. Pengiriman kendaraan akan berkurang.

BMW yang berbasis di Munich memperkirakan pengiriman mobil tahun ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Seperti dilansir Daily Sabah sebelumnya, BMW memperkirakan pengiriman kendaraan akan sedikit meningkat.

Namun BMW tidak memberikan angka pastinya.

Pada tahun 2023, volume pengiriman mobil BMW, Rolls-Royce dan Mini mencapai 2,56 juta.

Produsen mobil tersebut juga menurunkan perkiraan laba dan perkiraan margin untuk tahun ini, sehingga menurunkannya menjadi 6% hingga 7% dari kisaran sebelumnya sebesar 8% hingga 10%.

Saham pabrikan mobil itu anjlok 9% di Bursa Efek Frankfurt menyusul berita ini.

BMW juga menarik kembali 1,4 juta kendaraan di Tiongkok bulan lalu karena masalah kantung udara, kata regulator pasar negara tersebut.

BMW melaporkan penurunan laba bersih kuartal kedua akibat dampak buruknya bisnis di China dan meningkatnya biaya produksi.

Antara April dan Juni, laba bersih grup ini turun 8,6% menjadi 2,7 miliar euro (sekitar Rp 46 triliun) sementara omset turun 0,7% menjadi hanya kurang dari 37 miliar euro (sekitar Rp 631,140 miliar).

(Tribunnews.com, Andari Ulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *