TRIBUNNEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab gempa yang melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu malam, (27/4/2024), 23.29.47 WIB.
Menurut Dariono, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, gempa tersebut disebabkan oleh deformasi batuan Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat atau dikenal dengan gempa intra-lempengan. ,
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa mempunyai mekanisme gerak ke atas (sesar dorong), kata Dariono dalam keterangannya.
Hingga pukul 23.55 WIB, tidak ada gempa susulan yang terdeteksi dari pantauan BMKG.
Berdasarkan informasi dari
Gempa berkekuatan 6,5 SR ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Guncangan juga dirasakan (MMI) IV Sukabumi, III-IV Bandung, III Tangerang, IV Tasikmalaya, III-IV Garut, III-IV Bogor, III Jakarta, III Kebumen, III Banyumas, III Cilacap, II Bantul, II Sleman, II Kulonprogo, II Trenggalek, II Malang.
BMKG mengimbau masyarakat tetap berhati-hati karena berpotensi terjadi gempa susulan.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak ada artinya kebenarannya.
“Untuk mencegah agar bangunan-bangunan tidak roboh atau hancur akibat gempa bumi. Periksa dan pastikan bahwa bangunan yang anda tempati cukup kuat untuk menahan gempa, atau tidak terjadi kerusakan akibat getaran gempa sehingga bangunan tersebut tidak kembali ke rumah anda, saran BMKG.