BMKG Tegaskan Suhu Panas di Indonesia Tidak Berkaitan dengan Fenomena Heat Wave di Asia

Wartawan Tribunnews.com, Reena Ayu melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan, suhu panas yang terjadi belakangan ini di Indonesia tidak ada kaitannya dengan fenomena gelombang panas di Asia.

Jumat (3/5/2024) Deputi Meteorologi Jakarta Guswanto mengatakan, “Fenomena gelombang panas tidak ada hubungannya dengan kondisi suhu panas di Indonesia.”

Ia menjelaskan, fenomena udara panas yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia merupakan fenomena siklus yang terjadi setiap tahun akibat pergerakan semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari.

Selain itu, Gusvanto menjelaskan, menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), istilah gelombang panas adalah kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih berturut-turut, dimana suhu maksimum harian hingga 5 derajat Celcius lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata. . atau lebih. 

Fenomena gelombang panas ini biasanya terlihat di wilayah lintang menengah tinggi seperti Eropa, Amerika, dan sebagian Asia, kata Gusvanto.

Secara meteorologi, hal ini dapat terjadi karena udara hangat terperangkap di dekat permukaan akibat anomali dinamika atmosfer, sehingga aliran udara tidak berkembang dalam skala besar, misalnya pada sistem besar bertekanan tinggi di puncak saat itu. 

Kondisi atmosfer seperti ini sulit terjadi di Indonesia yang terletak di wilayah khatulistiwa, jelasnya.

Berdasarkan data BMKG, kondisi suhu panas dengan nilai di atas 36 °C tercatat di beberapa wilayah Indonesia, seperti Deli Serdang (Sumatera Utara) 37,1 °C, Maidan (Sumatera Utara) 36,6 °C, Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) ) 36,6 °C, Sidoarjo (Jawa Timur) 36,6 °C dan Bengkulu 36,6 °C.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *