TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken berangkat ke Mesir pada Selasa (17/9/2024), perjalanannya yang ke-10 ke Timur Tengah sejak perang di Gaza dimulai setahun lalu.
Kali ini, tujuan utama kunjungan Blinken adalah menghentikan usulan perang antara Israel dan Hamas dan fokus pada hubungan AS-Mesir.
Berbeda dengan misi mediasi sebelumnya, kali ini diplomat tertinggi AS tersebut melakukan perjalanan tanpa prediksi optimis dari pemerintah AS bahwa kemajuan akan dicapai dalam mencapai kesepakatan.
Blinken bahkan tidak berencana melakukan perjalanan ke Israel untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Beberapa tuntutan mempersulit diplomasi sebelumnya.
Di Mesir, Blinken akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatti dan lainnya.
Setelah beberapa kali negosiasi gagal, pemerintahan Biden mengatakan pihaknya bekerja sama dengan mediator (Mesir dan Qatar) untuk menghasilkan proposal akhir yang direvisi. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) berbicara kepada media bersama Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken di Kirya, Kementerian Pertahanan Israel, pada 12 Oktober 2023 di Tel Aviv. (JACQUELYN MARTIN/KOLAM RENANG/AFP)
AS berharap proposal yang direvisi itu setidaknya akan membawa Israel dan Hamas mencapai gencatan senjata selama enam minggu.
“Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir masih mendiskusikan usulan apa yang akan diajukan, dan kami berupaya memastikan bahwa usulan tersebut dapat menggerakkan para pihak menuju kesepakatan akhir,” kata Matthew Miller, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Senin.
Departemen Luar Negeri AS juga menekankan peran penting Mesir dalam proses perdamaian Gaza.
Pekan lalu, pemerintahan Biden mengumumkan rencana untuk memberikan bantuan militer senilai total $1,3 miliar ke Mesir.
Amerika Serikat menolak tuntutan Kongres jika Mesir gagal mencapai kemajuan yang memadai dalam bidang hak asasi manusia.
Blinken mengatakan kepada Kongres bahwa Mesir membuat kemajuan dalam bidang hak asasi manusia, termasuk pembebasan tahanan politik. Netanyahu menyambut Duta Besar AS Amos Hochstein
Sehari sebelum Blinken berangkat ke Mesir, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikunjungi diplomat Amerika Amos Hochstein.
Misi Hochstein adalah meredakan ketegangan antara Israel dan Hizbullah Lebanon.
I24 News mengutip Netanyahu yang mengatakan bahwa penduduk Israel utara hanya dapat kembali ke rumah mereka jika ada perubahan besar dalam situasi keamanan.
Netanyahu berterima kasih kepada Amerika Serikat atas dukungannya dan menekankan bahwa Israel menghargai dan menghormati dukungan tersebut.
Namun pada akhirnya, Israel akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjamin keselamatan warganya dan kepulangan keluarga para pengungsi.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga bertemu dengan Hochstein.
Gallant mengatakan kepada Hochstein bahwa peluang tercapainya kesepakatan semakin berkurang seiring Hizbullah melanjutkan hubungannya dengan Hamas.
“Oleh karena itu, tindakan militer adalah satu-satunya cara untuk menjamin kembalinya warga Israel ke utara.”
(Tribunnews.com, Tiara Shelawy)