Laporan jurnalis Tribunnews Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program keluarga berencana (KB) khusus pria yakni vasektomi memang kurang populer. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman tentang fungsi vasektomi.
Padahal, menurut Deputi Pertahanan Mobilisasi Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso, vasektomi tidak berpengaruh terhadap ejakulasi dan ereksi penis pria.
“Iya, karena kurangnya pemahaman tentang cara kerja vasektomi. Banyak masyarakat yang tidak sependapat dengan pasangannya,” kata Teguh di puncak Hari Pencegahan Sedunia di Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (26/9/2024). . .
“Masih (bisa ereksi dan ejakulasi). Masih nyata josh, jangan khawatir josh,” tambah Teguh.
Selain itu, tingkat perawat vasektomi juga lebih mudah. Pasalnya, tingkat pembedahannya lebih mudah meski menggunakan metode mini lachroskopi.
“Tapi lebih praktisnya laki-laki dan laki-laki yang masa suburnya panjang, artinya maaf sampai baterainya masih subur, tapi kalau perempuan dibatasi, katakanlah usia 15 sampai 49 tahun, rata-rata sudah. menopause sebenarnya vasektomi lebih efektif, kata Teguh.
Teguh juga mengatakan, operasi vasektomi kecil ini tidak menimbulkan rasa sakit. Karena hanya vas deferens saja yang tersumbat, terpotong dan tersambung.
Beda dengan khitanan. Kalau khitan itu seperti penis (operasi kecil), kalau yang tersumbat vas deferensnya, dipotong lalu disambung, kata Teguh.
Jadi, lanjut Teguh, vasektomi itu aman secara fisik, siapa pun boleh ada batas waktunya, tergantung berapa lama istri masih subur, pihak laki-laki boleh melakukan vasektomi.
“Tapi kalau istrinya sudah menopause kenapa harus vasektomi? Dan tingkat nyerinya juga lebih rendah,” kata Teguh.