Reporter Tribunnews.com, Reena Ayew melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengembangkan Program Sekolah Siaga Penduduk (SSK).
SSK merupakan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak dan remaja tentang Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta mempercepat penurunan angka stunting.
SSK dilakukan melalui berbagai kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, bimbingan konseling dan penyediaan crowd corner.
Co-Direktur Pendidikan Kependudukan, Dr. Indra Murthy Surbekti, MA mewakili MP Bidang Pengendalian Kependudukan, mengatakan penerapan SSK merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya tidak bisa langsung terlihat.
Hal tersebut disampaikannya saat live webinar di kanal YouTube resmi BKKBN pada Selasa (27/8/2024).
“Kami sebagai pengawas di tingkat pusat beserta jajarannya terus berupaya menyelenggarakan kegiatan sosialisasi secara berkala dengan harapan dapat meningkatkan SSK secara kuantitatif dan kualitatif agar terlaksana secara maksimal,” ujarnya.
Mengingat hal tersebut, pada tahun 2024 ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang mengkampanyekan Gerakan Sekolah Sehat (GSS).
“Harapannya sekolah yang menjalankan SSK juga menjalankan GSS” sehingga kerjasama ini dapat bermanfaat bagi program masing-masing pihak dan mengarah pada tujuan besar yang sama yaitu meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia. Indra penuh harapan.
Terkait merger, SSK disebut-sebut bukan isu baru.
Jadi tidak perlu menambah jam pelajaran, konsep integrasi justru memodifikasi mata pelajaran yang dibahas.
Penyelarasan antara program SSK dengan GSS (Gerakan Sekolah Sehat) sebagai program yang dilaksanakan di sekolah dengan fokus pada pembangunan manusia sebagai salah satu syarat untuk mencapai Visi Indonesia 2045.
Dr Nia Noorhasneh, MP, mengatakan: “Yang terpenting dalam kampanye ini adalah pembiasaan siswa, yang dilakukan di satuan pendidikan secara sederhana, berkesinambungan, berkelanjutan dan tanpa memerlukan sarana prasarana khusus. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Mengenai integrasi GSS dalam sistem pembelajaran, ada integrasi konten yang dilakukan melalui penjelasan konten secara langsung oleh guru, melalui definisi teoritis sesuai bidang keilmuan seperti pencantuman konten dalam buku teks, dan dapat juga dilakukan. secara implisit. Melalui kegiatan kemahasiswaan
“Kami berharap satuan pendidikan di seluruh Indonesia pada semua tingkatan dapat mendukung program BKKBN, Program Sekolah Siaga Penduduk ini,” kata Nia.