TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyambut baik keberhasilan PASTI (Kemitraan Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia), sebuah proyek bersama untuk mengurangi stunting di Indonesia.
Pj Kepala BMA Dr. Sundoyo, SH, MKM, M.Hum mengatakan best practice ini sudah teruji. Dan ditemukan penurunan pertumbuhan tinggi badan di banyak wilayah di Indonesia.
“Ada Banten, NTT, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat,” kata Sun Do Yo saat proses Pembelajaran dan Praktik Baik PASTI di Auditorium BKKBN Pusat PASTI, Jakarta (15/10/2024).
Ia berharap mitra pendanaan dapat memperluas proyek PASTI ke provinsi lain. Untuk mengoptimalkan pengurangan ketinggian
Dengan demikian, pembangunan sumber daya manusia yang unggul, berkualitas, dan berdaya saing tinggi dapat tercapai pada tahun 2045.
“Kami berharap dapat memperluas mitra CSR kami ke provinsi lain. “Tidak berhenti hanya di 4 provinsi tersebut. Namun perlu dikembangkan lebih lanjut. Saya yakin dengan praktik yang baik, program PASTI akan berkontribusi besar dalam penurunan stunting di Indonesia,” tambahnya.
Hingga September 2024, program PASTI telah menjangkau 3.613 anak kecil, 5.255 remaja dan 13.426 orang dewasa, termasuk 3.467 remaja putri, melalui kegiatan implementasi Komunikasi Perubahan Perilaku (BCC) Kompor Dapur Sehat untuk Mengakhiri Stunting (DAHSYAT) masyarakat dapat menjangkau (Ini penting) untuk remaja. Tindak lanjut calon pengantin dan peningkatan kapasitas Family Support Team (FST).
Selain itu, proyek PASTI meningkatkan kapasitas 2.483 tim cepat pengurangan guncangan (TPPS) di tingkat kecamatan/desa. juga di tingkat kabupaten
Program PASTI didukung oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PT Bank Central Asia Tbk dan Yayasan Bakti Barito, Wahana Visi Indonesia serta anak perusahaan Mitra Yayasan