Laporan dari reporter Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus bocah 14 tahun yang membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pun menyedot perhatian para psikiater.
Psikiater Dr. Lahargo Kembaren dari SpKJ mengatakan, bisikan gaib yang diyakini penyebabnya bukanlah hal yang misterius atau magis.
Bisikan yang terdengar tanpa sumber adalah ide yang buruk.
Halusinasi ditandai dengan gangguan penglihatan, bisikan pendengaran, melihat bayangan, bau, sensasi pada kulit dan lidah, semuanya tidak ada sumbernya.
Halusinasi menunjukkan psikosis.
“Psikosis merupakan penyakit jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang dalam membedakan kenyataan dan kenyataan,” ujarnya, Senin (12/9/2024) di Jakarta.
Ia mengatakan, selain halusinasi, tanda dan gejala psikosis antara lain delusi atau delusi, gangguan perilaku dimana seseorang menarik diri dari lingkungan sosial, perubahan suasana hati seperti cemas, sedih, cemas berlebihan, pikiran bingung yang ditandai dengan kecurigaan terus-menerus, kesulitan fokus. dan konsentrasi, banyak yang kaget dan ngomong terus menerus, malas ngomong, ngomong sembarangan.
Penyebab psikosis adalah ketidakseimbangan kimiawi di otak. Tim Inafis pada Minggu (1/1) mengeluarkan kandang yang diduga berisi penjahat gula dari rumah tempat anak kecil MAS (14) melakukan pembunuhan (TKP) terhadap ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 12/2024). (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Farm)
Ketidakseimbangan ini dapat terjadi dengan kelelahan fisik dan mental yang disertai dengan rendahnya energi mental.
“Faktor genetik. Yang mempunyai anggota keluarga yang bermasalah atau mengalami gangguan jiwa lebih rentan atau beresiko terkena psikosis, dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi stress, permasalahan hidup, konflik yang belum terselesaikan, keinginan yang tidak terpenuhi, kekecewaan, kehilangan orang yang dicintai. , ” katanya. , amarah yang mendalam dan sebagainya,” jelas Lahargo.
Penyebab psikosis juga bisa karena penggunaan narkoba atau narkoba, pukulan di kepala, perubahan hormonal pada ibu hamil dan persalinan.
Dr. Lahargo menegaskan, psikosis bukanlah sesuatu yang timbul atau terjadi karena pola asuh orang tua yang buruk, namun banyak faktornya.
Psikosis merupakan penyakit yang perlu diobati, bukan supranatural, sehingga bisa diobati dan disembuhkan.
Apa yang dapat dilakukan sebuah keluarga jika ada anggota keluarga yang menderita psikosis?
Luangkan waktu untuk merasakan apa yang Anda rasakan.
Perhatikan baik-baik berbagai hal.
Segera turunkan tingkat faktor stres
Segera bawa ia ke psikiater untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat agar gejalanya mereda dan hilang.
Konsultasikan secara teratur untuk penyesuaian dosis dan psikoterapi.
Tetap positif dan berharap penyakit ini bisa disembuhkan.
Atur pola hidup sehat, makan makanan sehat, banyak makan ikan, sayur dan buah, hindari perasa, pewarna dan pengawet berlebihan, hindari mie instan dan junk food, olahraga setiap 30 menit sehari, tidur cukup 6-8 jam sehari .
“Psikosis merupakan gangguan jiwa yang bersifat sementara dan dapat disembuhkan. Fokuslah pada program dan pengobatan yang diberikan. Dukungan keluarga dan orang sekitar sangat penting untuk kesembuhan,” jelasnya.
Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor mengatakan, halusinasi yang merupakan gejala gangguan jiwa dapat diobati dengan antipsikotik, psikoterapi, pengobatan untuk menghilangkan gejala depresi, penguatan. kesehatan mental, perubahan pikiran, rehabilitasi Psikoterapi dan rehabilitasi.
“Jangan pernah mengabaikan hal-hal yang tidak ada karena itu adalah gejala gangguan jiwa. Kesehatan jiwa bukanlah segalanya, namun tanpa kesehatan jiwa segala sesuatunya tidak ada artinya,” ujarnya.