Laporan Koresponden Tribunnews.com, Ismoyo
Tribun News.com, Jakarta – Satuan Tugas Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyerukan lebih banyak keterlibatan berbagai industri untuk mendukung kegiatan operasi atau kontrak kerja sama hulu migas (KKKS).
Diketahui, pemerintah saat ini menargetkan produksi 1 juta barel minyak per hari melalui SKK Migas pada tahun 2030.
Deputi Bidang Pendukung Usaha SKK Miga, Rudi Satviko mengatakan kerja sama antar industri dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuan nasional untuk mendukung fleksibilitas pasokan migas, dalam hal ini optimalisasi manajemen rantai pasok.
Apalagi keterlibatan industri dan bantuan dalam negeri juga akan memberikan multiplier effect sehingga bisa mendongkrak perekonomian nasional.
“Saat ini volume kegiatan pengeboran dan proyek strategis hulu migas semakin meningkat. Pengelolaan rantai pasok yang lebih baik merupakan upaya mendukung kegiatan operasional,” kata Rudy dalam keterangannya, Selasa (7/5/2024).
“Manajemen rantai pasok yang tepat tentunya dapat mempercepat pertumbuhan produksi migas dan menurunkan angka cost recovery,” lanjutnya.
Untuk mencapai produksi 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030, SKK Migas kembali menyelenggarakan Indonesia Upstream Migas Supply Chain Management (SCM) Summit 2024.
Acara tersebut bertujuan untuk membahas solusi, terobosan teknologi, dan strategi efektif dari seluruh pemangku kepentingan dan industri untuk mempercepat digitalisasi rantai pasok serta menyelesaikan permasalahan kompleks pada aktivitas dan operasi hulu migas.
Eka Bhayu Seta, Kepala Divisi Supply Chain Management, menambahkan fungsi SCM SKK Migas secara konsisten telah melakukan terobosan dan upaya perbaikan tata kelola birokrasi yaitu buku kedua Pedoman Tata Kelola (PTK) pengadaan oleh KKKS. Barang dan jasa.
Ia berharap fungsi SCM SKK Migas semakin memperkuat pengembangan industri hulu migas melalui langkah-langkah strategis SCM dan digitalisasi seperti penyederhanaan proses tender, peningkatan TKDN dan digitalisasi e-commerce dan e-catalog.
Peran perbankan nasional juga didorong untuk mendukung proyek-proyek strategis hulu migas dan diharapkan dapat memberikan angin segar bagi penyedia jasa dalam negeri untuk mendapatkan pembiayaan preferensial.
Kewajiban industri hulu migas untuk menggunakan perbankan nasional dalam bertransaksi diatur dengan jelas dalam PTK.
Sinergi hulu migas dan perbankan nasional berpotensi memberikan manfaat finansial yang signifikan bagi perekonomian nasional.
“Langkah-langkah tersebut sejalan dengan visi untuk memperkuat daya saing industri dalam negeri, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan menjawab tantangan global di bidang energi,” tutupnya.