TRIBUNNEWS.COM – Struktur penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh Generasi Z atau generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik, jumlahnya mencapai 27,94 persen dari total penduduk.
Pada rentang usia tersebut, ada yang sudah bersekolah, kuliah, dan ada pula yang sudah bekerja dan baru menikah.
Namun yang menjadi kelemahan sebagian dari mereka, menurut Dosen Teknik Elektro STTI Noor Rahma Yanita adalah generasi Z merasa FOMO (Fear of Missing Out) atau tidak mau ketinggalan terhadap hal-hal yang sedang populer saat ini. Adalah
Karena fenomena FOMO ini, mereka juga dinilai memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan mudah stres.
“Selain itu, Gen Z dikatakan lebih mudah mengeluh dan cenderung egois,” ujar Noor Rahma saat memaparkan konten pilar budaya digital dalam Webinar Makin Kcap Digital 2024.
Berdasarkan tren tersebut, Rahma menilai pentingnya pendidikan karakter Gen-Z di era digital ini, khususnya dalam menggunakan media sosial.
Diharapkan lebih jujur dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan rasa tanggung jawab, menghargai orang lain, berpikir jauh sebelum memberikan komentar, menggunakan bahasa yang baik dan menghargai waktu orang lain.
Ia juga menekankan kesopanan dan toleransi sebagai sikap yang harus dijaga.
“Ini menjadi fokus khusus pendidikan karakter bagi Gen Z agar menjadi generasi tangguh dan menjadi harapan bangsa di masa depan,” lanjutnya.
Di era digital, jutaan informasi beredar di Internet setiap detiknya.
Inilah manfaat dan tantangan yang menjadi santapan sehari-hari bagi 204,7 juta pengguna internet atau setara dengan 73,7 persen penduduk Indonesia berdasarkan data pengguna berdasarkan We Are Social Hootsuite, 2022.
Internet sendiri banyak diakses oleh generasi muda, dalam hal ini Gen Z yang tumbuh di era digital.
Oleh karena itu, pendidikan karakter Gen Z di era digital tidak bisa lepas dari perhatian pemerintah.
Webinar ini menghadirkan tiga pembicara. Selain Nur Rahma, turut hadir pula Disha Mukhtar dan Pathri Masita.
Memasuki tahun keempatnya, lokakarya online Makin Kcap Digital 2024 diharapkan dapat mendukung transformasi digital Indonesia dengan memberikan pelatihan empat pilar kompetensi literasi digital.
Direktur Jenderal Farmasi Samuel Abrijani Pingrapan menyambut baik respon luar biasa masyarakat.
“Terbukti literasi digital masyarakat semakin meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya pengguna internet di Indonesia,” ujarnya.
Sebagai informasi, webinar tersebut diikuti oleh siswa dan guru sekolah dari wilayah Maluku, Papua, dan sekitarnya.
Mereka mengikuti webinar di aula sekolah antara lain SMA N 1 Mimika, SD Koperapoka Mimika, dan SD Santa Maria Mimika.