TRIBUNNEWS.COM – Subdit Keamanan Siber Badan Reserse Kriminal Polda Jaya Metro kini tengah menyelidiki lima siswa SMA yang melakukan penghinaan terhadap warga Palestina beberapa waktu lalu.
Diketahui pula, polisi telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta terkait hal ini.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, polisi sudah menghubungi bocah bersangkutan, serta orang tua dan pihak sekolah.
Jadi mohon tunggu sebentar, Subdit Siber masih menyelidiki kejadian ini. Wartakotalive.com seperti dikutip di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (13 Juni 2024) “Itu tanggung jawab semua pihak. , Polda Metro dan Pemprov merupakan bentuk kerja samanya,” ujarnya.
Ade pun berharap kejadian tersebut menjadi pembelajaran bagi para orang tua untuk memantau anaknya secara ketat di media sosial.
“Kami tegaskan kembali hal ini tidak boleh terjadi. “Agar kita berdua bisa menggunakan media sosial dengan bijak, kami meminta para orang tua untuk mengawasi penggunaan media sosial oleh anak-anaknya dengan baik dan bermanfaat,” ujarnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Budi Awaluddin juga memanggil lima pelajar yang melakukan penghinaan, termasuk yang merekam, untuk dimintai penjelasan.
Dalam persidangan, lima siswi pun menangis dan mengaku menyesali perbuatannya saat diperiksa Kementerian Pendidikan.
“Ya, mereka sangat menyesal. Kami juga menelepon mereka, mereka sangat menyesal atas apa yang terjadi, mereka semua menangis.”
“Mereka takut dan meminta kami membantu mereka dalam masalah ini. Oleh karena itu, mereka sangat menyayangkan situasi ini,” tegasnya, Rabu (12 Juni 2024), seperti dikutip Wartakotalive.com.
Budi pun meminta bantuan KPAI untuk membantu anak-anak tersebut karena saat ini mereka menjadi korban pelecehan warganet.
Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan menghukum lima siswa sekolah berbeda dengan skorsing selama satu minggu.
“Saat ini seorang siswa hanya diwajibkan melapor kepada guru bimbingan kejuruan (BK) di sekolahnya,” kata Budi, Rabu. Dinas Pendidikan DKI menyebut 5 siswa SMA yang menghina anak Palestina hanya bercanda
Apalagi, menurut Budi, lima siswa SMA yang viral tersebut tidak sengaja melakukan pelecehan terhadap warga Palestina.
Menurut Budi, para pelajar tersebut awalnya hanya bermaksud bercanda, namun menjadi bumerang karena dibagikan di media sosial.
“Mereka sangat menyayangkan situasi ini. Tentu saja, mereka tidak mengatakan itu dengan sengaja. Jadi hanya bercanda saja, kata Budi.
Budi juga mengatakan, pihaknya meminta maaf atas kejadian tersebut atas nama siswa dan orang tuanya.
Pasalnya, video yang beredar menyinggung masyarakat Indonesia.
“Pertama-tama kami meminta maaf yang sebesar-besarnya atas nama orang tua siswa atas video viral kemarin, dan juga atas nama siswa atas kejadian video yang viral dan menghina masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Oleh karena itu, kami meminta maaf sebesar-besarnya atas nama orang tua dan siswa, tambahnya.
Usai kejadian tersebut, Budi bersama polisi memberikan pembekalan nilai-nilai kebangsaan kepada siswa di seluruh sekolah.
“Di sekolah kami, seperti yang saya katakan di atas, kami memberikan nasehat kepada siswa sekolah, serta guru dan orang tua. Jadi, dalam konteks ini, tidak ada lagi isu perundungan terhadap mereka yang ada di sekolah tersebut,” kata Budi.
“Para siswa ini akan kami instruksikan untuk melapor kepada guru BP untuk mendapatkan bimbingan, serta untuk pemulihan kesehatan mental dan pemahaman tentang hal-hal terkait, seperti pengembangan pengetahuan nasional, serta pengetahuan tentang pemanfaatan digitalisasi, yang mana saat ini terjadi” – ditambahkan.
Sebagian artikel ini tayang di Wartakotalive.com dengan judul Polisi Akui Selidiki Siswa SMA Penghina Palestina.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Wartakotalive.com/Ramadhan L Q/Miftahul Munir)