TRIBUNNEWS.COM – Iran akan mengadakan pertemuan dengan sekutunya untuk membahas balas dendam terhadap Israel setelah terbunuhnya pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.
Pasca kematian Haniyeh, seruan balas dendam pun menyeruak saat pemakamannya di Teheran, Iran, Kamis (1/8/2024).
Al Arabiya mengutip Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Bagheri, yang mengatakan kepada media pemerintah: “Sekarang, kami dan poros perlawanan sedang mempertimbangkan cara untuk membalas dendam.”
“Poros perlawanan” atau “front of resistance” adalah jaringan kelompok militan regional yang didukung oleh Iran.
Kelompok-kelompok tersebut antara lain Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan berbagai milisi di Irak dan Suriah.
Pejabat Iran lainnya mengatakan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan anggota senior Garda Revolusi Iran juga akan menghadiri pertemuan tersebut.
“Ini pasti akan terjadi dan rezim Yahudi (Israel) pasti akan menyesalinya,” tegas Mohammad Bagheri.
The New York Times mengutip seorang pejabat Iran yang melaporkan bahwa Khamenei telah memerintahkan serangan langsung terhadap Israel.
Khamenei bersumpah akan membalas dendam. Dia mengatakan pembalasan adalah tugas Iran karena kematian Haniyeh terjadi di Iran.
Para analis mengatakan Iran bisa melancarkan serangan langsung serupa dengan yang dilakukan terhadap Israel pada April lalu.
Namun, keengganan Iran untuk terlibat dalam perang skala penuh dengan Israel atau Amerika Serikat mungkin membatasi skala serangan tersebut.
Berdasarkan waktu pembunuhan Haniyeh, yang terjadi hanya beberapa jam setelah Israel membunuh komandan Hizbullah Fuad Shukr, para analis percaya bahwa pembalasan tersebut merupakan upaya terkoordinasi oleh Iran dan milisi sekutu negara tersebut.
“Semua lini perlawanan akan membalas darah Haniyeh,” media pemerintah mengutip pernyataan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Akbar Ahmadian.
(mg/alifa)
Penulis magang di Universitas Selabas Maret (UNS).