Wartawan Tribunnews.com, Riza Deni melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi IV DPR RI membahas pangan, pertanian, perikanan, kelautan, dan lingkungan hidup dalam pertemuan dengan Parlemen Swedia.
Rapat tersebut diselenggarakan oleh Komisi IV DPR RI dalam rangka kunjungan kerja ke Swedia.
Di bawah kepemimpinan Budhy Setyawan dan Budisatrio Djiwandono, tim Komite IV Korea Utara RI bersama Parlemen Swedia mengunjungi berbagai tempat seperti pasar ikan, perkebunan, dan peternakan.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah pasar ikan dan seafood di Arsta.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Swedia, khususnya di bidang perikanan.
Buddy Setiawan, Ketua Delegasi Komisi IV DPR RI, mengatakan terbuka peluang besar bagi Indonesia untuk mengekspor ikan ke Swedia, karena sebagian besar kebutuhan ikan Swedia masih bergantung pada impor.
“Saat ini konsumsi ikan Kerajaan Swedia masih bergantung pada produk perikanan impor, dan ini merupakan peluang bagus bagi Indonesia untuk mengekspor produk ikan ke Kerajaan Swedia,” kata Budi Setiawan dalam keterangan yang diterima, Kamis (23). / 5/2024). )
Budi mengatakan, pasar Swedia merupakan pasar yang sangat penting dan terbuka peluang besar bagi Indonesia untuk memasuki bisnis pasar ikan di negara-negara Eropa lainnya.
Ia mengatakan kerja sama di bidang perikanan ini akan menjadi jembatan untuk mempererat hubungan Indonesia dan Swedia.
Selepas dari pasar ikan, rombongan Komisi IV DPR RI diajak mengunjungi peternakan dan perkebunan yang ada di Taman Bona.
Bersama KBRI Swedia, anggota DPR RI bertemu dengan para peternak sapi di Swedia untuk menjajaki penerapan pertanian terpadu, dimana limbah ternak dan pertanian dapat didaur ulang menjadi pupuk organik dan sumber energi lainnya.
Buti mengatakan Indonesia dapat mempelajari sistem efisiensi peternakan yang digunakan oleh peternak Swedia untuk menghasilkan 70 liter susu per sapi dan mengurangi impor susu.
Setelah itu, perwakilan Komisi IV Korea Utara RI mengadakan rapat dan pertemuan yang dipimpin oleh Adam Reiterskild (Ketua Hubungan Persahabatan Swedia-Indonesia) dan anggota Komite Lingkungan Hidup dan Pertanian Kenneth G. Forslund, Emma Nohren, Jan Witren, John. Witren. Storkenfeld, Stina Larson, dan Elin Nilson.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia membahas beberapa permasalahan dan solusi terkait pengurangan jumlah petani dan peningkatan jumlah petani muda, permasalahan CPO, penangkapan ikan skala besar dan penelitian konsep hutan kemasyarakatan. Pemerintah Swedia hingga saat ini.
Buddy Setiawan mengatakan wawancara penelitian komparatif ini berfokus pada kemampuan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perlindungan lingkungan hidup kerajaan Swedia, karena kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan baik melalui kebijakan pemerintah dan parlemen Swedia, sehingga mentransformasikan pertanian khususnya peternakan. Pasar utama negara-negara UE.
Ia mengatakan Indonesia akan memanfaatkan hal ini untuk menjajaki kebijakan tersebut dan memasok minyak sawit, kopi, produk perikanan, dan tanaman lainnya ke negara-negara UE lainnya.
Khusus untuk sektor kehutanan dan perlindungan lingkungan hidup, pemerintah dan parlemen Swedia telah menerapkan kebijakan privatisasi di sektor kehutanan untuk menjamin ventilasi yang baik dan perlindungan ekosistem ekologi. publik
Fokus lain dari kunjungan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas komunikasi kedua negara. Pada akhir Agustus 2024, Parlemen Swedia khususnya Komite Lingkungan Hidup dan Pertanian akan mengunjungi Indonesia dan pada bulan Januari. Pada tahun 2025, Kepala Hubungan Persahabatan Swedia dan Indonesia Adam Reiterskild juga akan berkunjung ke Indonesia.