Bertemu Menlu Turki, Retno Marsudi: Mendorong Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Reporter Tribunnews.com Danang Triatmojo melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu) Retno Marsudi telah berangkat ke Ankara, Turki dalam kunjungan kerja pada 1-2 Mei 2024.

Beberapa acara digelar, salah satunya adalah diskusi mengenai situasi di Gaza dan dampaknya terhadap perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di Wilayah Palestina. 

Retno membahas kerja sama Indonesia dan Turki dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina serta para kepala perwakilan kawasan.  

“Pembahasan isu-isu global hampir seluruhnya terfokus pada penguatan kerja sama kedua negara untuk mendukung situasi Palestina dan perjuangan rakyat Palestina,” kata Retno dalam keterangannya, Kamis (2/5/2024). “

Retno mengatakan kedua negara mempunyai posisi yang sama mengenai pentingnya gencatan senjata segera dan permanen serta diakhirinya kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina.

Kedua negara juga sepakat untuk mendukung kemerdekaan Palestina melalui solusi dua negara, dan keduanya mendorong negara lain untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara dan mengupayakan keanggotaan penuh Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ia mengatakan untuk mendorong negara-negara lain mengakui Palestina dan mendorong keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Menlu RI mengakui situasi di Timur Tengah sangat dinamis dan upaya meredam konflik Palestina-Israel di Jalur Gaza juga diharapkan segera dilakukan.

Dalam kesempatan tersebut, Retno menekankan pentingnya kesiapsiagaan jika situasi di Timur Tengah memburuk, seperti eskalasi konflik Israel, khususnya dalam upaya melindungi WNI di negara tetangga.

“Dengan pemikiran tersebut, maka diadakan pertemuan penghubung di Ankara dengan pimpinan beberapa delegasi terkait, dan saya memimpin langsung. Kami membahas secara detail dinamika situasi saat ini,” kata Retno

Dalam rakor tersebut, Retno menjelaskan upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia serta hasil diskusinya dengan Menlu Turki.

Berdasarkan catatan, jumlah WNI yang tinggal di wilayah konflik adalah Yordania: 1.524 WNI, Tepi Barat dan Israel: 131 WNI, Mesir: 15.708 WNI, Lebanon: 217 WNI, dan Satgas UNIFIL 1.232 orang, Suriah: 2.361 WNI. WNI berstatus WNI, WNI di Irak sekitar 796 orang, WNI di Yaman sebanyak 4.866 orang.

Persiapan evakuasi untuk menghadapi situasi yang memburuk juga dibahas.  

“Kami juga membahas persiapan evakuasi jika situasi memburuk. Persiapan yang matang selalu diperlukan, dan itu yang terpenting agar kita tidak rentan ketika situasi memburuk,” jelas Retno.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *