Bertemu Gaikindo-nya Tiongkok, Menperin Tawarkan Kerjasama Perakitan untuk Tes Pasar, Apa Skemanya?

TRIBUNNEWS.COM – Investasi merupakan sarana penting aliran masuk dan keluar modal, baik dalam negeri maupun internasional, untuk berinvestasi pada sektor-sektor yang berpotensi menghasilkan keuntungan ekonomi.

Kunjungan kerja Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ke China pada pekan ini memperbesar peluang bagi pelaku industri otomotif di Negeri Tirai Bambu untuk meningkatkan ekspor kendaraan listrik buatan Indonesia.

Dalam kunjungannya ke China, Agus Gumiwang bertemu dengan empat bos perusahaan mobil: Neta; Saya bertemu dengan SGMW (Wuling), Dongfeng dan Chery.

Pejabat keempat perusahaan yang bertemu dengan Menteri Perindustrian menyambut baik harapan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ekspor pabriknya di Indonesia dan meningkatkan ekspor ke negara sasaran.

Dalam sidang terpisah, Menteri Perindustrian dan empat industri otomotif China juga sepakat menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik penggerak kanan. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang berbicara kepada media di Park Hyatt Beijing, China (12/6/2024). (Mimbar Berita/Sanusi)

Oleh karena itu, sejalan dengan target pemerintah Indonesia yaitu 600.000 kendaraan listrik pada tahun 2030. Bergabunglah dengan vendor lokal untuk Rantai Pasokan Perakitan Kendaraan.

Kamis lalu, 13 Juni 2024; Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) atau Gaikindo China; Pemerintah Indonesia telah mengusulkan program kerja sama perakitan industri otomotif China, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam pertemuan dengan Kartassmita. Siapa yang mau melakukan uji pasar di Indonesia?

Menperin mencontohkan industri otomotif China yang sudah masuk ke Indonesia, seperti MG yang dirakit di pabrik SGMW, serta Chery dan Neta yang dirakit di perusahaan perakitan umum PT Handal.

“Kami berharap rencana ini dapat diperkenalkan ke industri otomotif Tiongkok lainnya, sehingga pabrikan Tiongkok dapat memanfaatkan peluang ini,” kata Beijing. Ucapnya di Hotel Park Hyatt, Kamis (13/6/2024).

Pemerintah Indonesia sangat berharap bisa membawa rantai pasok produsen mobil China ke Indonesia.

Selain itu, pemerintah mengharapkan produsen Tiongkok dapat menggunakan komponen produksi industri kecil dan menengah (IKM) Indonesia dan menjadikannya bagian dari rantai pasokan global.

Pemerintah Indonesia mengharapkan Gaikindo dan CAAM dapat mengawasi kerja sama ini dengan baik. Oleh karena itu, Indonesia diharapkan dapat menjadi pilihan penting sebagai basis produksi mobil, terutama kendaraan berpenggerak kanan, kata Menteri Perindustrian.

“Apalagi Gaikindo dan CAAM berharap bisa menjajaki potensi perluasan negara tujuan ekspor bagi perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia,” ujarnya. Tingkat kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah.

Menurut China Association of Automobile Produsen (CAAM), Indonesia merupakan pasar mobil terbesar di ASEAN, dengan total penjualan mencapai 1 juta unit pada tahun 2023 atau setara dengan 30 persen pangsa pasar di ASEAN.

Wakil Presiden dan Sekretaris Jenderal CAAM Fu Bingfeng mengatakan meski Indonesia merupakan penjual terbesar di ASEAN, namun tingkat kepemilikan kendaraan di Indonesia masih rendah.

99 unit per 1000 penduduk; Malaysia 490 Bandingkan dengan Thailand 275 dan Singapura 211.

“Hal ini menunjukkan masih banyak peluang bagi perkembangan industri otomotif di Indonesia,” kata Fu Bingfeng. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita usai pertemuan dengan Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) atau Gaikindo China.

Fu Bingfeng juga menjelaskan penetrasi industri otomotif Tiongkok ke Indonesia.

Fu Bingfeng mengatakan pada tahun 2023, penjualan ritel merek China di Indonesia bisa mencapai 33.000 unit dengan pangsa pasar 3,4 persen.

Angka tersebut menunjukkan hanya terjual 27.000 unit dengan pangsa pasar 2,7 persen, meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Peningkatan ini mencerminkan semakin besarnya kontribusi merek China terhadap pasar otomotif Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fu Bingheng mengatakan CAAM melihat adanya peningkatan jumlah pabrikan Tiongkok yang masuk ke Indonesia.

Masuknya Chery BYD ke Neta baru-baru ini menunjukkan kuatnya minat pabrikan Tiongkok untuk berinvestasi di pasar Indonesia.

CAAM sangat mengapresiasi minat ini dan berharap dapat terus mempererat hubungan kerja sama kedua negara. TKDN Bidang Otomotif Nasional

Pada Mei 2024, PT Neta Auto Manufacturing Indonesia memproduksi Neta V-II dengan TKDN 40 persen, menargetkan penjualan 10.000 unit per tahun, dan berencana meningkatkan TKDN menjadi 60 persen pada tahun 2025.

Dalam pertemuan dengan SAIC GM Wuling Automobile Company, Agus memuji kinerja perusahaan yang menjadikan Indonesia sebagai fasilitas manufaktur mobil terbesar di luar China dan mengekspor produk kendaraan listrik ke 11 negara.

“Pemerintah Indonesia berharap Wuling dapat meningkatkan pasar ekspor khususnya produk EV, dan semakin mempertegas tujuan Indonesia untuk menjadi basis produk EV di ASEAN dan dunia,” kata Agus.

Selain itu, dalam pertemuan dengan Cherry Automobile, perusahaan ini juga akan meneliti produksi mobil PHEV (plug-in hybrid vehicle) di Indonesia.

Chery mengumumkan komitmennya untuk memproduksi total 100.000 kendaraan listrik pada tahun 2030.

Pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Dongfeng Sokon yang telah meluncurkan produk kendaraan listrik di Indonesia, dan Direktur berharap dapat memperluas lini produksi kendaraan listrik dengan menghadirkan model EV ke Indonesia.

Sokon saat ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 50.000 unit. Kapasitas produksi SGMW mencapai 120.000 unit.

Sedangkan Chery rencananya memiliki kapasitas produksi 8.000 unit. Begitu pula dengan Neta yang berencana memproduksi 9.300 unit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *