Berkunjung ke Tiongkok, Barantin Tingkatkan Devisa Negara Lewat Ekspor Sarang Burung Walet

TRIBUNNEWS.COM – Menegaskan kembali komitmennya dalam mendukung dan memfasilitasi ekspor sarang burung walet Indonesia ke Tiongkok, Badan Karantina Indonesia (Barrentine) menerapkan beberapa langkah strategis dalam kunjungan kerja ke Tiongkok dan kunjungan delegasi Barrentine ke Yanxiwu. Ecological Industrial Park di Distrik Tongan, Xiamen, China, Senin (10/06/2024). 

Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari Pertemuan Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja (HDCM) IV antara pemerintah Indonesia dan Tiongkok yang diselenggarakan di Labuan Bajo oleh Kepala Badan Karantina Indonesia. . (Barantin) dengan perwakilan Administrasi Umum Kepabeanan Republik Rakyat Tiongkok (GACC). 

Dalam kunjungan tersebut, staf Barrentin didampingi oleh perwakilan perusahaan ekspor sangkar burung Indonesia, PT Esta Indonesia, yang juga merupakan perusahaan mitra Yanzhiw di Indonesia. 

Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia melalui Barent dalam pengawasan dan pemantauan komoditas ekspor, khususnya komoditas sarang burung walet yang diekspor dari Indonesia ke Tiongkok. 

Kepala Badan Karantina Indonesia (Barentin) Sahat M Pangabin menegaskan, pihaknya akan memastikan dan mengawasi penerapan standar keamanan pangan sesuai standar internasional terhadap produk komoditas pangan, khususnya kandang burung walet asal Indonesia. 

Ia menyampaikan ajakan kepada perusahaan-perusahaan besar Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia guna membangun pabrik hilir dan mengajak perusahaan-perusahaan besar minuman untuk membuka pabrik minuman siap saji di Indonesia pada masa mendatang. 

“Kami menjamin standar kualitas dan keamanan pangan dari sarang burung walet yang keluar dari Indonesia, dan kami akan mengajak perusahaan-perusahaan besar China untuk berinvestasi dalam pembangunan pabrik hilirnya dan mengajak perusahaan-perusahaan besar burung walet untuk membuka pabrik minuman,” ujarnya. bersama.

Dalam konteks itu, perwakilan perusahaan Yancivu mengatakan Yancivu hanya menggunakan bahan baku sangkar burung walet dari Indonesia. Tahun lalu, Yanciwu mengimpor sekitar 70 ton sarang burung walet dari Indonesia, atau setara dengan 20 persen total ekspor Indonesia ke Tiongkok. 

Yanzhiwu diperkirakan akan meningkat hingga lebih dari 150 ton pada tahun 2027, tentunya Yanzhiwu menyambut baik komitmen BARANTIN dalam menjaga standar kualitas kandang burung walet asal Indonesia.

Indonesia merupakan produsen SBW terbesar, menyumbang 75 persen total produksi SBW dunia. Tiongkok merupakan konsumen SBW terbesar atau menyerap hingga 80 persen konsumsi SBW.

Pada tahun 2022 total ekspor sarang burung walet Indonesia ke berbagai negara sebanyak 1.416 ton, dibandingkan negara lain nilai ekspor ke China sebesar 387 ton. 

Peningkatan signifikan akan terjadi pada tahun 2023 yaitu sebesar 408 ton dengan perkiraan nilai melebihi Rp 8 triliun. Namun mengutip data ekspor SBW 2023, dari total 1.493 ton produksi Indonesia, hanya 408,3 ton atau 27,3 persen yang langsung masuk ke pasar China. 

Oleh karena itu, dapat dipastikan mayoritas SBW Indonesia masuk ke pasar Tiongkok melalui Hong Kong, Vietnam, Malaysia, Singapura atau negara lainnya.

Oleh karena itu, peran Barent dalam diplomasi dengan Tiongkok diharapkan dapat meningkatkan ekspor keramba walet Indonesia langsung ke Tiongkok sebagai pasar terbesar di masa depan.

Chief Executive Officer PT Esta Indonesia Hu Anton Siswanto mengatakan, hal ini merupakan kelanjutan kerja sama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia dengan Yanziwu, sebagai perwakilan Perusahaan Ekspor Sarang Walet Indonesia. PT pada bulan Maret tentang pendirian Pusat Penelitian Walet Indonesia.

“Kami di PT Esta Indonesia merasa terhormat menjadi salah satu perusahaan yang mewakili Indonesia dalam kunjungan ini, dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia melalui Barentin atas dukungannya dalam memajukan industri sarang burung walet tanah air. Yanshevu selaku market leader industri sarang burung walet, tidak hanya bermitra dalam memasarkan produk-produk berkualitas tinggi, namun juga memiliki misi yang sama untuk mengembangkan industri ini. “Kolaborasi antara PT Esta Indonesia, Yanzhiwu dan BRIN dalam mendirikan pusat penelitian burung walet Indonesia diharapkan tidak hanya membawa manfaat komersial saja, namun juga memberikan manfaat komersial. juga memberikan dampak positif bagi pengembangan industri sarang burung walet yang berkualitas dan berkelanjutan dari hulu hingga hilir.” Siapa yang dikatakan Anton Siswanto. 

Sekadar informasi, Yanziwu merupakan perusahaan penjualan produk sarang burung walet terbesar di China, pemimpin industri pengolahan sarang burung walet saat ini. Konsep “Green Smart Factory” Teknologi manufaktur Pinta bersifat berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Sedangkan PT Esta Indonesia merupakan salah satu perusahaan pertama di Indonesia yang berhasil meraih kualifikasi ekspor sarang burung walet. (*) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *