Berkas Rahasia Hamas Bocor, Isinya Identitas Lengkap IDF si Pelaku Pembunuh Anak-anak Gaza

TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Perlawanan Palestina Hamas menyatakan memiliki file rinci dengan daftar identitas tentara Israel (IDF).

Daftar tersebut mencakup lebih dari 2.000 personel Angkatan Udara Israel, yang tampaknya termasuk dalam daftar target potensial Hamas.

Media Haaretz melaporkan bahwa file rahasia Hamas bocor secara online minggu ini.

Setiap berkas dinyatakan memuat nama lengkap IDF, markas atau unitnya, nomor identitas, nomor ponsel, alamat email, akun media sosial, dan nama anggota keluarga.

Dan dalam beberapa kasus, kata sandi, pelat nomor, nomor kartu kredit, dan rincian rekening bank.

Dokumen tersebut disiapkan oleh Hamas sebagai bagian dari operasi pengumpulan intelijen.

Dan panjangnya bervariasi dari beberapa halaman hingga lebih dari 200 halaman.

Sampul dokumen rahasia tersebut kabarnya berbunyi: “Sebagai balas dendam atas pembunuh anak-anak Gaza.”

Laporan tersebut dibagikan kepada sekelompok jurnalis investigasi internasional yang bekerja sama dengan Die Zeit dan ZDF dari Jerman, Der Standard dan Haaretz dari Austria.

Haaretz mengatakan file tersebut diproduksi menggunakan alat otomatis yang dikenal sebagai profiler, yang memungkinkan pengumpulan, referensi silang, dan penggabungan informasi sumber terbuka (OSINT) untuk membuat “profil” intelijen terperinci dari target.

Laporan yang bocor tersebut telah tersedia di platform peretas setidaknya sejak bulan Desember, namun tidak jelas siapa yang membocorkannya secara online.

Beberapa sumber mengatakan laporan tersebut tampaknya berasal dari Atid College, yang menjadi korban peretasan Iran pada Mei lalu.

Laporan itu juga mengutip Ari Ben Am, salah satu pendiri Telemetry Data Labs, sebuah perusahaan yang diduga melacak peretasan dan kebocoran serta mempengaruhi operasi kelompok anti-Israel.

Laporan itu mengatakan, “semua tanda mengarah ke Iran.”

“Iran memiliki sejarah panjang dalam melakukan aktivitas peretasan dan pembocoran dengan kecepatan operasional yang tinggi dan mempromosikannya melalui kelompok peretas,” ujarnya, mengutip Palestine Chronicle.

File tersebut juga berisi data dari sumber lain, misalnya data kendaraan dari perusahaan asuransi dan kemungkinan daftar pemilih Israel serta informasi dari situs media sosial.

Setidaknya dalam satu kasus, Haaretz menambahkan dalam laporannya bahwa situs Angkatan Udara Israel mengkonfirmasi identitas salah satu perwiranya.

Beberapa tentara Israel diberitahu tentang adanya laporan tersebut dan pihak berwenang Israel menanggapi ancaman tersebut dengan serius. 

IDF pun kabarnya mengaku sudah mengetahui data tersebut selama beberapa bulan.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *