Kata wartawan Tribunnews.com Reena Ayu
TribuneNews.com, Jakarta – Mengingat kasus amputasi di Garut, Jawa Barat, Puskesmas RS.Jiva.Dr. H. Marjoki Mahdi Bogor Dr. Lahargo Kembaren mengingatkan masyarakat untuk tidak meremehkan sikap SPKJ. Masalah.
Pasalnya, jika terus diobati, gejalanya akan semakin parah dan parah, sehingga bisa berujung pada kejadian fatal.
Dikatakannya, Orang dengan Penyakit Jiwa (ODGJ) merupakan permasalahan medis, namun nyatanya stigma dan diskriminasi justru dilihat oleh ODGJ.
Masyarakat seringkali menyimpang dari pengobatan ODGJ. Banyak metode yang digunakan dengan obat yang berbeda.
“Jadi ODGJ menunda pengobatan dan menunda pengobatan membuat gejalanya semakin sulit, sulit diobati dan berujung pada kasus fatal yang sering diberitakan,” ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (2/7). /2024).
Lebih lanjut, mereka berharap masyarakat semakin sadar jika anggota keluarga, tetangga, atau orang disekitarnya terkena penyakit jiwa.
Salah satu hal yang pertama kali diperhatikan ketika seseorang mengalami penyakit mental adalah ketika seseorang memperhatikan adanya perubahan dalam pikiran, perasaan, dan perilaku, maka kondisi tersebut menyebabkan stres.
“Menyebabkan terganggunya kinerja, pekerjaan, hubungan dan produktivitas. Segera bawa ke puskesmas atau dokter spesialis,” kata Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PP-PDSKJI).
Dalam menangani persoalan ODGJ yang berperilaku kekerasan, diawali dengan evaluasi psikologis yang mendesak terhadap yang bersangkutan.
Bila perilakunya masih dalam batas terkendali maka dokter akan memberikan dosis persuasi yaitu obat minum, namun bila tingkat kekerasannya tinggi maka dokter akan memberikan suntikan.
“Anda bisa menyuntikkan obat satu atau dua kali, tergantung tingkat keparahannya,” kata Dr. Lahargo.
ODGJ yang berperilaku kekerasan biasanya ditempatkan di bangsal psikiatri atau PHCU, dipantau, dievaluasi dan diberikan pengobatan serta perawatan suportif lainnya.
Jika keadaan stabil, pasien diajarkan untuk memulihkan pekerjaan dan kemampuannya dalam kehidupan sosial.
Diketahui, persoalan penebangan kayu di Garut, Jawa Barat, kini tengah ramai disimak masyarakat.
Jenazah almarhum ditemukan dalam beberapa bagian pada Minggu (30/6/2024).
Satu orang juga telah ditangkap polisi.
Seseorang yang melakukan tindak pidana disebut dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Kisah pembunuhan dan pembacokan ini menghebohkan warga Desa Banter Limus, Desa Sankang, Kecamatan Sibalang, karena semua korban yang dibunuh pelaku terlihat berjalan bersama sebelum kejadian tersebut terjadi.
Aksi pelaku memotong tubuh korban dilakukan di sepanjang Jalan Raya Sibalang dan disaksikan oleh anak-anak yang sedang bermain dan warga sekitar.