TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Intan Fawzia (19) menceritakan perbincangannya kepada teman-temannya sebelum meninggal dunia dalam kecelakaan bus maut di Seator, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024).
Intan Fauzia yang bersekolah di SMK Linga Kenkana, Dipok, merayakan perpisahannya di Bandung.
Saat hendak pulang, bus yang ditumpangi siswa dan guru mogok.
11 orang termasuk Intan Fauzia tewas dalam kecelakaan mengenaskan tersebut.
Intan Fauzia rupanya menghubungi temannya melalui aplikasi WhatsApp sebelum meninggal.
Di WhatsApp, Intan Fauzia meminta temannya datang ke rumahnya untuk bermain.
Kemudian dia berharap temannya akan mengatakan yang sebenarnya jika dia salah.
“Kalau ada yang salah dengan diriku, beritahu aku,” tulis Inton Fauzia. Pada Minggu (12/5/2024) Saudara Intan Fauzia, Madari ditemui di rumah duka di Depok, Jawa Barat. Intan Faujia menjadi korban kecelakaan maut bus yang membawa rombongan SMK Linga Kenkana di Subang. (Tribunnews.com/Igman Ibrahim)
Banyak netizen yang menilai pesan Intan Fauzia kepada temannya itu berarti gadis itu akan pergi selamanya.
“Artinya kamu punya firasat dan permintaan maaf sebelum kejadian.”
“Apa tapi kadang kita tidak tahu apa maksud dari obrolan itu. Husnul Khatima untuk anak-anakmu semua, anak-anak hebat”
“40 hari sebelum keberangkatan, biasanya mereka yang hendak berangkat memberi isyarat bahwa kita mengetahui atau mengetahui kapan mereka berangkat” Inton Fauzia Sun Onisi.
Intan Fauzia dikenal sebagai anak ajaib.
Bahkan, Intan kerap membangunkan ayahnya setiap pagi untuk salat.
Pernyataan tersebut disampaikan ayah Intan Fauzia, Abdul Rahman. Pada Minggu (12/5/2024), Abdul Rahman, ayah Intan Fawzia ditemui di rumah duka di Depok, Jawa Barat. Intan Faujia, siswa SMK Linga Kenkana Dipok, meninggal dunia dalam kecelakaan tragis di Subang. (Tribunnews.com/ Igman Ibrahim)
Menurutnya, perilaku tersebut terus dilakukan Intan setiap hari.
“Dia alarm setiap jam 03.30 untuk membangunkan saya untuk salat subuh. Setiap jam 03.30 saya membangunkannya,” kata Abdul saat ditemui di krematorium, Minggu (12/5/2024).
Abdul tak menyangka Jumat pagi menjadi hari terakhir putranya bangun untuk salat subuh.
“Percakapan terakhir Jumat pagi, saat saya bangun tidur bersama anak saya, lalu saya salat subuh agar bisa berangkat bersama istri. Itu terakhir kali,” ujarnya.
Abdul mengatakan, dirinya mendapat informasi Intan mengalami kecelakaan pada Sabtu pekan lalu.
Saat itu, ketika saya mencoba menghubungi putranya, nomornya tidak berfungsi.
“Saya telepon tapi tidak berhasil, saya tekan nomor Intan, tidak berhasil. Mungkin itu yang terjadi. Bahkan gurunya bilang tidak berhasil juga,” ujarnya.
Saat itu seluruh keluarga terdampak panik dan menanyakan kondisi anaknya di sekolah.
Namun saat itu pihak sekolah masih dalam keadaan tertutup untuk menghindari kepanikan.
“Teman Intan ada di kelompok orang tua, tapi di kelompok itu tidak ada jawaban. Karena itu pernah terjadi sebelumnya. Tapi pihak sekolah tidak memberitahukannya. Tidak baik ditutup-tutupi, bisa saja ada orang tua yang datang. .kejutan” katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kisah Siswa SMK Linga Kenkana Obrolan Terakhir Dengan Teman Sebelum Kecelakaan Mobil, Seperti yang Dimulai,