Berduka Atas Kematian Ismail Haniyeh, JK Meyakini Peristiwa Ini Menambah Ketegangan di Jalur Gaza

TribuneNews.com, Jakarta – Ismail Haniyah, Kepala Biro Politik Hamas, meninggal di Teheran pada Rabu setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezhekian. Dia dilaporkan terbunuh oleh roket Israel.

Sebelum meninggal, sekitar dua minggu lalu, pada tahun 2024. Pada 12 Juli, Hania bertemu dengan Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 di Doha, Qatar.

Dalam pertemuan tersebut, Haniya menilai posisi dan peran diplomasi Indonesia dalam mencapai kemerdekaan Palestina.

Tak hanya itu, Hanih juga memuji bantuan kemanusiaan yang diberikan masyarakat Indonesia kepada masyarakat Gaza yang menderita akibat serangan Israel.

Ia juga memuji kontribusinya dalam mendukung gerakan rakyat Indonesia dalam pengobatan korban luka dan solidaritas terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Haniyeh juga menjelaskan situasi terkini di Gaza, termasuk tantangan kemanusiaan dan politik yang dihadapi Palestina.

Sementara itu, Inggris telah menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina yang terkena dampak konflik tersebut.

Inggris juga menekankan solidaritas rakyat Indonesia dan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

Yusuf Kalla mengatakan, “Pertama-tama, saya ingin menyampaikan kesedihan dan belasungkawa atas meninggalnya Ismail Haniyah, pemimpin Hamas di Iran hari ini.”

Inggris prihatin dengan pembunuhan Haniyah dan yakin insiden itu akan meningkatkan ketegangan di Jalur Gaza Palestina.

Selain itu, Inggris mengatakan insiden itu terjadi ketika Israel dan Hamas mencoba merundingkan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir, Qatar, dan AS.

“Gencatan senjata belum terjadi. Itu hanya perundingan dan selalu menemui jalan buntu. Ini (kematian Hanieh) tentu akan menambah tensi perlawanan di Jalur Gaza dan itu berarti gencatan senjata akan semakin lama. Dan masih banyak lagi. sulit dicapai,” kata Inggris.

Hal serupa juga diungkapkan Ketua Komisi I DPR RI Mutya Hafid.

Ia mengungkapkan kesedihannya atas meninggalnya Ismail Haniyah, Kepala Biro Politik Hamas di Teheran, Iran.

Ia khawatir penyerangan terhadap Ismail Haniyah akan memperburuk situasi di Timur Tengah.

“Saya mengutuk dan menyesalkan kekerasan dan serangan yang sedang terjadi di Timur Tengah. Saya khawatir terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyah akan semakin memperburuk situasi di Timur Tengah,” kata Mewtya.

Selain itu, kata Mutya, kejadian tersebut akan semakin mempersulit pelaksanaan upaya perdamaian Palestina.

“Dan hal itu bisa berdampak pada semakin sulitnya upaya perdamaian di Palestina dan Timur Tengah secara umum,” ujarnya.

Untuk itu, Mutya mendesak Israel untuk menekan semua pihak agar mengikuti jalur perundingan untuk menyelesaikan konflik dengan Palestina.

“Juga untuk mendesak Israel agar mematuhi hukum dan norma hukum internasional, termasuk ICJ, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa pendudukan Israel atas Palestina adalah ilegal,” tutupnya. Harga minyak

Sementara itu, harga minyak dunia menguat pada Rabu (31/07/2024).

Harga minyak global naik di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh.

Pada pukul 09.10 waktu Moskow, minyak berjangka West Texas Intermediate AS naik 1,9 persen. pada 76,15 USD per barel.

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent naik 1,7 persen. pada USD 79,97 per barel.

Hamas berjanji akan membalas serangan Israel yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyah di Teheran, Iran.

Menurut Hamas, Haniyeh terbunuh dalam “serangan Zionis yang berbahaya terhadap kediamannya di Teheran”.

Al Arabiya dan Al Hadath melaporkan bahwa Hanih dibunuh saat tidur pada pukul 14.00 waktu setempat.

Haniyah terbunuh oleh rudal yang diarahkan langsung ke tubuhnya. Pengawal Hanih pun dikabarkan tewas.

Haniyeh menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Massoud Pezhekian di Teheran.

Musa Abu Marzok, anggota biro politik Hamas, mengatakan pembunuhan Haniyah adalah tindakan pengecut. Ia mengatakan Hamas akan merespons tindakan tersebut.

“Dengan belasungkawa atas kepahlawanan negara Palestina dan para pejuang ISIS dan Front Perlawanan serta negara Iran yang terhormat, pagi ini (Rabu) rumah Dr. Ismail Haniyah, kepala biro politik kelompok perlawanan Islam Hamas , diserang di Teheran, “dia dan salah satu pengawalnya disiksa hari ini,” kata Hamas dalam pernyataannya yang dikutip Mehr News.

Haniya menjadi tokoh kunci dalam negosiasi dengan Israel. Posisinya ini membuatnya menjadi target serangan Israel meski tidak secara terang-terangan.

Namun sebelum kematiannya, Israel sebelumnya telah menargetkan anggota keluarga Hanih.

Ada dua serangan di Israel yang menewaskan beberapa anggota keluarga Ismail Haniyah.

Seperti dilansir Al Jazeera, ketiga putra Haniyah tewas dalam serangan Israel di utara Jalur Gaza pada Rabu (10/04/2024).

Hanih telah mengkonfirmasi bahwa putranya Hazem, Amir dan Mohammed serta beberapa cucunya terbunuh.

Hania mengatakan mereka akan mengunjungi kerabat dan merayakan Idul Fitri di kamp pengungsi Shati.

Dia menambahkan sekitar 60 anggota keluarganya, termasuk keponakannya, telah tewas sejak perang dimulai.

Namun Haniyeh menekankan bahwa para pemimpin Palestina tidak akan mundur jika keluarga dan rumah mereka menjadi sasaran.

“Jika mereka (Israel) berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya pada puncak perundingan ini akan memaksa Hamas menyerah, mereka salah besar,” kata Hania.

Ia juga mengatakan, darah anak-anaknya tidak lebih berharga dibandingkan darah orang Palestina.

“Darah anak-anak saya tidak lebih berharga dari darah anak-anak rakyat Palestina. Semua syahid Palestina adalah anak-anak saya,” ujarnya.

Sementara itu, militer Israel meyakini ketiga anak laki-laki tersebut adalah anggota pasukan Hamas, yang kemudian melakukan kegiatan teroris.

Pernyataan Israel tidak menyebutkan cucu Haniyah yang tewas dalam serangan tersebut.

Menurut pernyataan Hamas, empat cucu Haniyeh, tiga perempuan dan satu laki-laki, juga tewas dalam serangan itu.

Serangan berlanjut pada Selasa (25 Juni 2024).

Sepuluh anggota keluarga Ismail Haniyah tewas dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Shati di Jalur Gaza.

Juru bicara Badan Pertahanan Sipil Mahmud Basal mengatakan serangan itu menargetkan rumah keluarga Hania di Shati.

“Serangan itu menewaskan 10 orang, termasuk Zahar Haniyeh, saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh,” kata Basal.

Dia mengatakan mungkin ada lebih banyak mayat di bawah reruntuhan, namun peralatan yang tersedia tidak cukup untuk mengeluarkan mereka.

“Kami tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk mengeluarkan mereka,” tambahnya.

Berdasarkan informasi, beberapa orang terluka dalam serangan tersebut.

Di sisi lain, militer Israel mengklaim dua bangunan yang menjadi sasaran penyerangan, Shati dan Daraz Tufah, merupakan tempat persembunyian militan yang terlibat dalam penyerangan 7 Oktober di Israel.

Pernyataan yang dirilis di media sosial tidak menyebutkan penyerangan terhadap rumah keluarga Haniyeh.

Hingga saat ini, Israel belum menanggapi dugaan pembunuhan Ismail Haniyah yang ditulis Hamas dalam pernyataannya (Tribune Network/Al Jazeera/Al Arabiya/Al Hadath/OLN/WE).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *