Berapi-api, Liliyana Natsir: Peserta Audisi Bulutangkis Kalah Terus Nangis, Bagus!

Api, Liliyana Natsir: Peserta Bulutangkis Kalah dan Menangis, Bagus!

TRIBUNNEWS.COM – Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir menjadi anggota tim penilai bakat pada Modifikasi Umum PB Djarum 2024 yang digelar di GOR Jati, Kudus, Jawa Tengah pada 10-14 September 2024. Tempatkan di

Owi, sapaan Tontowi, membawahi sektor putra, sedangkan Butet, sapaan akrab Liliyana, bertugas menjadi juri di kelompok putri.

Keduanya tampak bersemangat menjadi bagian dari audisi ini.

Kata Pak Owi, Jumat (13/9/2024).

Keduanya menuturkan, jumlah peserta ujian tahun ini meningkat. Namun bagi Butet, khususnya di kelompok putri, jumlah peserta bukan satu-satunya patokan.

“Untuk sektor perempuan ya, lebih banyak lebih baik, karena selama ini ujian perempuan lebih sedikit dibandingkan laki-laki, dan jujur ​​​​perempuan lebih sedikit, kalau laki-laki mungkin lebih banyak. Hampir setara.

Butet pun memberikan gambaran mengenai parameter pemain yang dilacaknya. Menurutnya, semangat juang menjadi salah satu faktor penting dalam percobaan pertanian.

“Bagi pendengar usia ini, teknik itu penting, artinya penting apakah akan dilakukan dengan benar atau tidak, tapi motivasi dan semangat juang tidak kalah pentingnya dari itu, itu seperti mengatakan “Kalau kalah, menangislah” , itu berarti dia tidak bisa. Mengaku kalah, “tapi kalau kalah berarti biasa saja,” Butet menjelaskan, proses pengecekan tampak bahagia.

Butet mengatakan, semangat juang tersebut akan terlihat melalui aksi dan perjuangan para pemain di lapangan dan berusaha memenangkan pertandingan.

“Sepertinya dia tidak bisa menangkap umpan panjang, (tapi) dia menangkapnya, lalu (misalnya) ketika dia melewatkan satu poin dia tetap bersemangat,” tambah Butet.

Aspek lain yang ditekankan Butet adalah dukungan orang tua.

Menurutnya, dalam level perkembangan pemuda, dukungan orang tua menjadi faktor penting yang menentukan langkah masa depan pemain muda.

Sidang tersebut, kata Butet, bisa menjadi contoh tantangan yang dihadapi para peserta.

Artinya kalau masuk PB Djarum harus mempersiapkan diri dengan baik, harus rutin latihan, karena seminggu dua kali bulutangkis tidak bisa. Bagi yang gagal, ini sebagai tolok ukur untuk tahun depan, ujarnya. .

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *