TRIBUNNEWS.COM – Minggu (19/5/2024) lalu menjadi salah satu momen tergelap bagi pemerintah Iran setelah Presiden Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter.
Seperti diketahui sebelumnya, kecelakaan maut itu terjadi usai rombongan Presiden Raisi meresmikan bendungan di perbatasan Iran dan Azerbaijan.
Helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi dan rombongan, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, kemudian ditemukan hancur, tanpa ada yang selamat.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menyaksikan rencana kerja Presiden Iran di depan bendungan yang dikunjungi Ebrahim Raisi sebelum kematiannya.
Setelah momen tragis tersebut, banyak yang mulai bertanya-tanya, seberapa pentingkah pihak bendungan meluangkan waktu untuk meresmikan langsung proyek Ebrahim Raisi?
Untuk mengetahuinya, berikut penjelasan singkat mengenai Bendungan QizQalasi, saksi bisu terakhir sosok Ebrahim Raisi. Profil bendungan QizQalasi
Bendungan QizQalasi adalah proyek bersama antara pemerintah Iran dan negara tetangga Azerbaijan.
Seperti disebutkan Tribunnews, lembaga pusat Iran, IRNA, bendungan QizQalasi merupakan proyek “khusus” bagi Iran dari segi fungsi simbolisnya, karena menunjukkan status negara tersebut sebagai “saudara dekat” Azerbaijan.
Inisiatif pembangunan QizQalasi juga merupakan pendekatan yang diambil oleh pemerintah Iran untuk memprioritaskan dan memperkuat hubungannya dengan negara-negara tetangganya guna menciptakan peluang berharga guna meningkatkan perkembangan positif dalam hubungan Teheran-Baku.
Saking pentingnya proyek tersebut, tak heran jika presiden Iran dan Azerbaijan hadir langsung dalam peresmian bendungan besar ini.
Kedatangan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev ke upacara pembukaan proyek tersebut merupakan tanda kemauan politik para pejabat senior Iran dan Azerbaijan untuk memperkuat hubungan dan menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan yang terjalin di antara keduanya. halaman.
Bendungan QizQalasi merupakan proyek bendungan gabungan ketiga antara Iran dan Azerbaijan setelah waduk Aras dan KhodaAfarin.
Proyek ini dibangun oleh para insinyur Iran setelah hampir dua dekade bekerja dan terletak 12 km dari bendungan KhodaAfarin dan 210 km timur laut ibu kota provinsi Tabriz Iran.
Bendungan ini direncanakan mengalirkan 2 miliar meter kubik air setiap tahun dari sungai perbatasan Aras untuk mengairi 74.000 hektar lahan di bawah bendungan di Provinsi Azerbaijan Timur.
Daerah seluas 62.000 hektar lainnya juga dapat mengakses pasokan air dari provinsi tetangga Ardabil.
Dua pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 40 megawatt di kedua sisi bendungan, yang sedang dalam proses pengadaan dan pemasangan, dapat meningkatkan pasokan dan ekspor listrik Iran ke kota Nakhchivan dan Karabakh di Azerbaijan di masa depan.
Selain itu, pembangkit listrik tenaga air ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan listrik kota perbatasan Iran-Azerbaijan Timur dan Ardabil.
Dengan dibangunnya bendungan tersebut, kedua belah pihak berharap hubungan Iran dengan Republik Azerbaijan akan terus berkembang, dan seluruh negara tetangga Kaukasus dapat memperoleh manfaat dari peningkatan keamanan dan perdamaian di kawasan.
Peresmian Bendungan QizQalasi merupakan pesan persahabatan dan persaudaraan antara Iran dan Azerbaijan serta menunjukkan bahwa kedua pemerintah semakin memperkuat hubungan.
Selain pembangunan bendungan QizQalasi, mendiang Ebrahim Raisi juga menarik diri dari proyek pembangunan jalur kereta api dengan Azerbaijan, dengan harapan dapat juga bermanfaat bagi kepentingan ekonomi kedua negara di masa depan.
(Tribunnews.com/Bobby)