Benarkah Membuat SKCK Harus Punya BPJS Kesehatan? Cek Ketentuannya

TRIBUNNEWS.COM – Untuk mendapatkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), ada persyaratan baru mulai 1 Agustus 2024, yakni harus mendaftar menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan atau Jaminan Kesehatan Nasional (.JKN) . .

Hal tersebut dipublikasikan melalui Instagram @bpjskesehatan_ri pada Kamis (1/8/2024).

“Sekarang saatnya, pemohon SKCK dilindungi Program Jaminan Kesehatan Nasional,” demikian bunyi daftar tersebut.

Lantas, mengapa kepesertaan JKN menjadi syarat pembuatan SKCK?

Aturan tersebut merupakan implementasi dari Keputusan Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2022 tentang Penyempurnaan Penyelenggaraan Proyek JKN dan Peraturan Kepolisian Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penerbitan SKCK.

Dilansir Kompas.com, Jumat (2/8/2024), Kepala Humas BPJS BPJS Kesehatan Rizky Anugerah menjelaskan, langkah ini merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan program JKN agar dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia, termasuk SKCK pelamar. keluar.

Ia menambahkan, kebijakan baru ini juga sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mendorong kepesertaan JKN hingga 98 persen.

Dikatakannya, “Hal ini sejalan dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (NMPDP) periode 2020-2024 yang menekankan cakupan peserta JKN sebesar 98 persen dari total penduduk. Permohonan SKCK harus aktif sebagai JKN peserta.

Bagi masyarakat yang ingin melakukan SKCK pastikan sudah terdaftar dan aktif sebagai peserta BPJS Kesehatan atau JKN.

Berdasarkan akun Instagram @bpjskesehatan_ri, bukti kepesertaan aktif JKN dapat dilihat pada tangkapan layar.

Untuk pengecekan status kepesertaan JKN dapat menghubungi melalui chat PANDAWA di 08118165165.

Anda juga bisa mengeceknya melalui aplikasi Mobile JKN yang bisa Anda unduh di PlayStore atau App Store.

Peserta JKN yang tidak aktif atau belum terdaftar harus melakukan aktivasi terlebih dahulu.

Setelah aktivasi, pemohon SKCK dapat menyerahkan dokumen sebagai berikut:

– Dokumen tercetak sebagai bukti pendaftaran virtual account bagi pemohon yang belum terdaftar dalam program JKN.

– Dokumen cetak pelunasan biaya bulan berjalan bagi pelamar yang berstatus tidak aktif.

– Cetak bukti kepesertaan program pembayaran angsuran tunggakan iuran JKN (program REHAB) bagi pemohon yang berstatus tidak aktif. Proses produksi SKCK

Pembuatan SKCK dapat dilakukan di polsek atau polsek setempat dengan biaya produksi sebesar Rp 30.000.

Dikutip dari polri.go.id, berikut langkah-langkah pembuatan SKCK:

1. Mendapatkan surat keterangan dari sub-kantor tempat tinggal pemohon.

2. Membawa fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Izin Mengemudi (KTP/SIM) ke alamat yang tertera dalam surat dari kantor pusat.

3. Membawa foto copy Kartu Keluarga (KK).

4. Membawa copy akte kelahiran/akta kelahiran.

5. Ambil 6 foto paspor berwarna 4×6.

6. Membawa kartu BPJS Kesehatan sebagai bukti bahwa Anda adalah peserta JKN aktif.

7. Isi formulir resume yang Anda terima di kantor polisi dengan jelas dan benar.

8. Ambil sidik jari petugas.

Cara memperpanjang masa berlaku SKCK adalah sebagai berikut:

1. Membawa kartu SKCK asli atau legal (masa berlakunya paling lama 1 tahun).

2. Ambil fotokopi KTP/SIM Anda.

3. Bawalah foto copy KTP keluarga anda.

4. Membawa copy akte kelahiran/akta kelahiran.

5. Ambil 3 foto paspor berwarna ukuran 4×6.

6. Mengisi formulir perpanjangan SKCK yang Anda terima di kantor polisi.

Catatan:

1. Polisi sektor tidak menerbitkan SKCK untuk keperluan: penyerahan/penyelesaian administrasi PNS/CPNS. Persiapan visa/persyaratan internasional lainnya.

2. SKCK yang diterbitkan Polsek/Polres harus sesuai dengan alamat KTP/SIM pemohon.

(mg/Tiara Eka Maharani) (Kompas.com/Chella Defa Anjelina/Rizal Setyo Nugroho)

Penulis magang di Universitas Sebelas Maret (UNS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *