Benarkah Maltodextrin dalam Susu Formula Penyebab Diabetes dan Gagal Ginjal pada Anak? Ini Kata Ahli

Dilansir reporter Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belakangan ini pemberitaan terkait maltodekstrin pada susu ramai beredar di media sosial.

Jenis gula tertentu disebut berbahaya bagi kesehatan anak karena dapat menyebabkan peningkatan diabetes.

Rosyanne Kushardina S.Gz Msi., Ph.D. pada bidang ilmu gizi Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta menjelaskan bahwa maltodekstrin merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang aman terbuat dari bahan alami dan tidak hanya ditemukan dalam susu.

BPOM telah memesan bahan tambahan pangan melalui BPOM No 2. 11, 2019.

“Sesuai dengan namanya, BTP sengaja ditambahkan pada produk makanan/minuman untuk keperluan teknis pembuatan dan pengolahan pangan, baik secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan bahan tertentu atau mempengaruhi sifat-sifat pangan tersebut,” kata Dr. Rosyanne menghadiri pertemuan Ngobras di Jakarta, Selasa (9 April 2024). Rosyanne Kushardina S.Gz Msi (hijab hijau), PhD bidang ilmu gizi, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Dr. Yoga Devarea Sp.A(K), ahli gizi dan kesehatan anak FKUI. (Tribunnews.com/ Rina Ayu) Ia menjelaskan, maltodekstrin sering ditambahkan pada makanan dengan tujuan menjaga kesegaran, meningkatkan rasa, mengisi (menambah volume), memperbaiki tekstur, dan lain-lain juga digunakan sebagai penyedap rasa.

Selain itu, maltodekstrin sering digunakan sebagai pengganti laktosa pada produk susu bagi penderita intoleransi laktosa.

Maltodekstrin tentunya tidak terdapat pada makanan, namun terbuat dari bahan alami yaitu pati dari sumber karbohidrat seperti umbi-umbian, biji-bijian dan jagung.

Pati dari sumber karbohidrat kemudian mengalami proses hidrolisis dan terbentuklah maltodekstrin.

Ia mengungkapkan, maltodekstrin hampir tidak memiliki rasa. Tingkat kemanisan dapat diukur dalam setara glukosa (D) yang dibagi (55). Maltodekstrin memiliki nilai DE 3 – 19.

Tergantung pada nilai DE-nya, maltodekstrin dapat digunakan untuk berbagai tujuan.

“Maltodekstrin yang mengandung DE10 dapat digunakan pada produk-produk instan seperti olesan instan dan produk makanan. Maltodekstrin yang mengandung D15 sering digunakan pada minuman isotonik, sedangkan DE19 digunakan pada bubuk coklat, produk susu, dan makanan penutup,” jelas Rosyanne.

Terkait maltodekstrin yang dikaitkan dengan peningkatan gula darah pada susu dan menyebabkan gagal ginjal pada anak, menurutnya hal tersebut tidak benar.

Selain susu, maltodekstrin juga terdapat pada produk gurih atau manis, seperti kaldu ayam dan jamur, karena berfungsi sebagai bahan pengisi.

Maltodekstrin telah dinyatakan aman oleh FDA dan Codex.​

Gunakan gula dengan bijak

Gula merupakan nutrisi penting, namun ada aturan penggunaannya.

Yoga Devarea Sp.A(K), dokter anak dan konsultan metabolisme nutrisi di Fuzhou Medical University menjelaskan, maltodekstrin merupakan salah satu dari sekian banyak jenis gula.

Gula merupakan sumber karbohidrat dan merupakan nutrisi penting, artinya tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri.

Gula digunakan sebagai sumber energi untuk energi (selain protein dan lemak). “Jika asupan kalori Anda rendah, pertumbuhan akan terpengaruh, dan jika Anda mengonsumsi terlalu banyak kalori, Anda akan mengalami kelebihan berat badan,” jelas Dr. Yoga.

Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan 10% dari total kalori. Kalau kurang dari 5%, itu bagus. Organisasi pediatrik di beberapa negara merekomendasikan penambahan tidak lebih dari 10% total kalori.

Ia juga menyoroti fakta bahwa gula dalam makanan atau minuman menyebabkan banyak anak terlahir dengan gagal ginjal dan menjalani cuci darah di RSCM.

“Memang benar konsumsi gula berlebih bisa memicu berbagai penyakit kronis, tapi prosesnya panjang. Jadi kalau makan banyak gula saat muda, berat badannya akan bertambah. Kalau sudah dewasa, berat badannya akan bertambah.” Diabetes bisa menyebabkan gagal ginjal, tapi itu tidak terjadi saat Anda masih kecil,” jelasnya.

Oleh karena itu, ibu harus berhati-hati saat membaca label makanan. Saat membeli produk susu untuk anak-anak, carilah gula tambahan, seperti sukrosa (gula meja), daripada gula total.

Mengapa? Semua gula tersebut juga mengandung sumber karbohidrat lain, seperti laktosa dan maltodekstrin, keduanya aman dan tidak dikaitkan dengan masalah kesehatan.

“Laktosa sangat istimewa karena terdapat pada susu mamalia. Kandungan laktosa pada ASI sangat tinggi dibandingkan mamalia lain karena penting untuk perkembangan otak. Penyerapan laktosa memerlukan enzim pencernaan laktase yang mengubahnya menjadi Laktosa dipecah menjadi molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh.

Oleh karena itu, maltodekstrin dalam produk susu dewasa tidak aman.

Maltodekstrin terbuat dari bahan alami yaitu pati dari sumber karbohidrat seperti umbi-umbian, biji-bijian, dan jagung.

Penggunaan maltodekstrin diatur dengan peraturan BPOM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *