Belum Optimal, Ini Langkah SKK Migas dalam Upaya Meningkatkan Produksi Migas Nasional

TRIBUNNEWS.COM – Upaya Panitia Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam meningkatkan produksi migas dalam negeri belum mencapai hasil optimal sesuai target yang ditetapkan.

Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala, seperti pandemi COVID-19, keandalan fasilitas produksi yang kurang optimal karena usia dan seringnya terjadi kebocoran, serta tertundanya pembangunan infrastruktur industri migas. Namun ditengah berbagai kendala dan tantangan yang ada, SKK Migas bekerja sama dengan KKKS membentuk sebuah yayasan yang mendukung Anda dalam melanjutkan upaya dan mencapai tujuan Anda. Berkepanjangan.

Seperti bidang usaha lainnya, industri migas sangat terdampak akibat pandemi COVID-19, Direktur Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodiplo mengatakan, dampaknya tidak terbatas pada operasional hulu migas saja, namun ada solusi yang dilakukan. . Selama pandemi, pembatasan perjalanan dan investasi pada sektor hulu minyak dan gas juga menurun, sehingga menyebabkan penyimpangan yang signifikan dari target investasi program perencanaan jangka panjang (LTP).

“Ada siklus panjang dalam industri minyak dan gas, yang memakan waktu sekitar tujuh tahun sejak ditemukannya ladang minyak atau gas hingga siap berproduksi ketika Pandemi mulai terjadi dan investasi menurun.” Meski pandemi COVID-19 sudah berakhir, namun dampaknya terhadap kinerja dan operasional hulu migas masih terasa,” jelas Foudy.

Foudy menambahkan, beberapa sektor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi memiliki peralatan yang sudah ketinggalan zaman. Misalnya saja pabrik PHE ONWJ yang sudah beroperasi sejak tahun 1966 dan masih digunakan sehingga usianya sekitar 58 tahun. Untuk itu, jelas Foudy, SKK Migas dan KKKS berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan fasilitas lama tersebut berfungsi maksimal.

“Saat ini di lokasi yang peralatannya sudah tua, pembahasannya bukan lagi soal peningkatan kapasitas produksi atau volume produksi, tapi bagaimana mencegah downtime yang tidak direncanakan. Sebab, jika terjadi kebocoran, produksi di lokasi akan menghasilkan produktivitas dan angkat. . ,” dia melanjutkan.

Terkait upaya SKK Migas dalam mengurangi attrisi dan mengoptimalkan produksi migas dalam negeri, Foudy mengatakan SKK Migas dan KKKS akan terus meningkatkan tenaga kerja, pemeliharaan sumur, dan operasional pengeboran sumur pengembangan. Menurut dia, operasional akan terus meningkat secara signifikan.

Untuk kegiatan renovasi, jika pada tahun 2021 terdapat 566 sumur, maka pada tahun 2023 terdapat 834 sumur atau sekitar 47,3 persen. Demikian pula, operasi pemeliharaan sumur akan meningkat dari 22,790 pada tahun 2021 menjadi 33,412 pada tahun 2023, yaitu 46,6% selama tiga tahun. Ia menambahkan, target rehabilitasi pada tahun 2024 adalah 905 sumur dan kegiatan pemeliharaan 35.690 sumur.

Selain itu, Foudy menjelaskan tujuannya untuk menjaga produksi tetap optimal juga dengan memperbanyak jumlah sumur pengembangan yang dibor. Jika realisasi pemboran sumur pengembangan pada tahun 2021 sebanyak 480 sumur, maka tiga tahun kemudian pada tahun 2023 menjadi 799 sumur, artinya meningkat sebesar 66,5 persen. Hal ini menunjukkan SKK Migas dan KKKS bekerja keras untuk melaksanakan operasi skala besar dan agresif serta menjaga produktivitas lapangan migas.

“Upaya keras SKK Migas dan KKKS terlihat dari tren produksi migas yang membaik. Artinya pada tahun 2023 penurunannya hanya sebesar 1,1% dibandingkan penurunan tahun 2016 hingga tahun 2022. sedangkan “%” rata-rata sekitar 5 persen. “Bahkan untuk gas, pertumbuhannya sebesar 2,1 persen pada tahun 2023,” kata Foudy.

“Realisasi produksi pada April 2024 sebesar 581.000 barel menunjukkan tren peningkatan. Kami yakin seluruh program seperti revitalisasi sumur, pengeboran dan well service akan dilaksanakan sepenuhnya untuk meningkatkan produksi. Kami berharap dukungan pemangku kepentingan terkait tetap terjaga dan produksi minyak akan meningkat pada akhir tahun ini, “bahkan lebih tinggi dari sekarang,” jelasnya.

Untuk memperlancar tambahan produksi migas, SKK Migas saat ini sedang mempercepat penyelesaian proyek migas dan menargetkan menyelesaikan 15 proyek hulu migas pada tahun 2024. Targetnya adalah tambahan produksi 46.837 barel minyak per hari (BOPD), tambahan produksi gas 351 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dan LPG 192 MT/D.

“Kami siap untuk terus tumbuh mulai tahun 2021 hingga saat ini seiring dengan meningkatnya investasi, berbagai program diperluas, pengoperasian fasilitas produksi yang optimal berhasil dipertahankan, dan selesainya proyek-proyek hulu migas. Kami optimistis mampu memajukan migas. produksinya,” ujarnya.

Mendorong SKK Migas untuk mempercepat segala penemuan untuk segera diimplementasikan, termasuk bagaimana melakukan penemuan besar di Ganar Utara dan Rayalan 1, untuk mendukung keberlanjutan industri migas dalam jangka panjang. Tuan Foudy bilang dia akan melakukannya.

Lanjutnya, langkah yang diterapkan tidak hanya bertujuan untuk tujuan jangka pendek, namun juga menjamin kontribusi jangka panjang industri migas dalam mendukung ketahanan energi dan pembangunan nasional. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *