Laporan dari Reporter Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Dukungan yang diberikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kepada Israel dalam sembilan bulan terakhir menyebabkan banyak pejabat Amerika mengundurkan diri atau mengundurkan diri dalam jumlah besar.
Mengutip Anadolu, setidaknya 12 pejabat pemerintah Amerika dari berbagai departemen mengirimkan surat pengunduran diri mereka sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Presiden Joe Biden di Gaza.
“Kedok diplomatik Amerika untuk Israel dan aliran senjata yang terus menerus telah menegaskan keterlibatan kami dalam pembunuhan dan kelaparan paksa terhadap rakyat Palestina di Gaza,” kata salah satu pejabat AS yang mengundurkan diri dari kepemimpinan Amerika.
Pengunduran diri ini bukan kali pertama terjadi di lembaga pemerintah AS, dalam beberapa bulan terakhir para pejabat AS sudah beberapa kali melakukan pengunduran diri secara bersamaan.
Daftar pejabat AS yang mengundurkan diri dalam beberapa bulan terakhir antara lain Maryam Hassanein yang menjabat Asisten Khusus Departemen Dalam Negeri AS. Mohammed Abu Hashem dari Angkatan Udara AS, Riley Rivermore dari Angkatan Udara AS, Stacy Gilbert dari Departemen Pertahanan AS, dan Alexander Smith – Kontraktor USAID.
Tak hanya itu, Lily Greenberg Call, pejabat Departemen Dalam Negeri AS, juga mengundurkan diri, disusul Anna Del Castillo, pejabat Gedung Putih.
Lalu ada Hala Rharrit, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Anele Sheline dan Tariq Habash dari Departemen Pendidikan AS, Harrison Mann dari Angkatan Darat AS, dan terakhir Josh Paul, perwira Departemen Luar Negeri AS.
Dalam pernyataannya, para pejabat Amerika menegaskan bahwa mereka mundur karena muak dengan kebijakan dan tindakan Biden yang pro-Israel. Bahkan, baru-baru ini Biden memerintahkan anak buahnya menyiapkan surat palsu tentang kematian anak dan ibu di Palestina.
Alasan tersebut membuat para pejabat AS sangat marah hingga berkumpul untuk melakukan pengunduran diri banyak orang yang dapat mengancam reputasi kabinet pemerintahan Joe Biden.
“Saya tidak dapat melakukan pekerjaan saya di tempat di mana orang-orang tertentu tidak dapat sepenuhnya dipahami sebagai manusia. “Di Ukraina, kami menginginkan ganti rugi hukum ketika seseorang menjadi korban, dan pelaku kekerasan terungkap,” kata Smith, seperti dikutip Middle East Monitor.
Namun jika menyangkut rakyat Palestina, kami menghindari untuk mengatakan apa pun tentang hak mereka atas sebuah negara, pelanggaran yang mereka lakukan saat ini, atau negara-negara yang telah melanggar hak dasar mereka atas kebebasan, penentuan nasib sendiri, kehidupan dan air bersih. , tambahnya. Alasan Amerika mendukung Israel
Hubungan persahabatan yang terjalin antara Amerika Serikat dan Israel membuat Washington bersedia memberikan dukungan militer, finansial, dan diplomatik yang lebih besar kepada Tel Aviv karena Israel berperan besar dalam melindungi kepentingan AS di Timur Tengah.
Salah satunya karena Israel berperan sebagai penyalur senjata AS ke rezim dunia seperti apartheid Afrika Selatan, Republik Islam Iran, junta militer di Guatemala, dan Contras Nikaragua.
Tak hanya itu, AS memandang Israel sebagai negara yang bisa membantu pengendalian minyak di Timur Tengah. AS menilai Israel sebagai mitra yang dapat memperkuat posisinya di kawasan dan menyeimbangkan pengaruh Soviet.
Dikutip dari Al Jazeera, faktor lain yang melatarbelakangi dukungan AS adalah Israel masih memegang kendali yang besar terhadap opini publik Amerika, menurut survei tahunan yang dilakukan Gallup pada tahun 2022, 58 persen penduduk AS lebih bersimpati kepada Israel, sedangkan 75 persen penduduknya berasal dari Amerika. memberi peringkat Israel lebih baik.
Berkat perolehan suara tersebut, Partai Demokrat, Partai Republik, dan mayoritas anggota Kongres mengumumkan dukungan mereka terhadap Israel guna mengendalikan opini publik Amerika.