Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung kerap menjadi masalah yang mempengaruhi kualitas hidup banyak orang.
Gejala umum GERD antara lain rasa panas di dada (heartburn), nyeri ulu hati, kesulitan menelan, batuk kronis, dan suara serak.
Dokter Spesialis Bedah Pencernaan RS Bethsaida Gading Serpong, Dr. Eko Priatno mengatakan meski pengobatan dengan obat dapat mengurangi gejala GERD, namun tidak semua pasien memberikan hasil yang memuaskan.
“Untuk kasus GERD yang tidak dapat diobati dengan terapi medis, ada solusi modern melalui operasi laparoskopi,” kata dr. Eko Priatno dalam keterangannya, Sabtu (14 September 2024).
Dr. Eko mengatakan, operasi laparoskopi untuk GERD biasanya dianjurkan bila gejala GERD sudah parah dan kronis, misalnya pasien menderita gejala GERD yang parah dan berlangsung lama dan tidak membaik dengan pengobatan.
Pembedahan dilakukan jika terdapat komplikasi GERD, seperti esofagitis (radang esofagus), penyempitan esofagus, atau esofagus Barrett yang berisiko terkena kanker esofagus.
“Cara ini diperlukan jika pasien perlu terus menggunakan antasida atau penghambat pompa proton (PPI) untuk mengendalikan gejala namun masih belum mencapai perbaikan yang signifikan,” ujarnya.
“Jika pasien mengalami efek samping pengobatan jangka panjang yang menurunkan kualitas hidupnya, maka operasi adalah solusinya,” kata dokter yang berpraktik di RS Bethsaida Gading Serpong itu.
Bedah laparoskopi merupakan prosedur invasif minimal yang hanya memerlukan sayatan kecil untuk memasukkan kamera dan instrumen bedah khusus.
Metode ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan operasi terbuka tradisional, seperti pemulihan yang lebih cepat, risiko infeksi yang lebih rendah, dan nyeri pasca operasi yang minimal.
“Laparoskopi untuk GERD adalah pilihan yang sangat efektif bagi pasien yang tidak memberikan respons yang baik terhadap pengobatan. Dengan teknik ini, kita dapat memperbaiki katup antara lambung dan kerongkongan, yang merupakan penyebab utama naiknya asam lambung.” Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan operasi konvensional,” ujarnya.