Beda Respons Anies, Ganjar dan Jokowi Soal Wacana Prabowo Bentuk 40 Kementerian

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pidato Presiden baru terpilih Prabowo Subianto tahun 2024 tentang pembentukan 40 kementerian mendapat tanggapan beragam.

Presiden Jokowi enggan mengomentari rencana Prabowo Subianto menambah jumlah kementerian menjadi 40 kementerian pada pemerintahan 2024-2029.

Diketahui, Parlemen Indonesia yang dibentuk di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi kini terdiri dari 4 kementerian koordinasi dan 30 kementerian departemen.

Sedangkan bagi Jokowi, Ines Basvidan enggan berkomentar banyak terkait pidatonya mengenai masuknya jabatan menteri di pemerintahan Prabowo-Jabran.

Undang-undang mengatur semuanya, sepanjang mengikuti ketentuan undang-undang tidak ada larangan, kata Ennis Basvidan kepada wartawan di Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2024).

Sementara itu, Gunjar Pranu mengkritisi wacana penambahan jumlah kursi menteri dari 34 menjadi 40 pada masa pemerintahan baru Prabowo Subianto – Gibran Rakaboming Raka.

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengingatkan akan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

“Setahu saya undang-undang membatasi jumlahnya, jadi lebih dari itu tidak pantas dan ilegal,” kata Ganjar seperti dikutip Kompas TV, Selasa (7/5/2024).

Ganjar mengatakan, “Jika ada keinginan untuk menambah kursi menteri melalui akomodasi politik terhadap kelompok pemenang pemilu presiden dengan mendukung capres dan cawapres, maka pernyataan tersebut bukanlah sebuah langkah, sudah tepat. .” tidak punya. . Jokowi punya ekonomi untuk bicara menyikapi persoalan yang akan diutarakan Prabowo dengan menambah jumlah kementerian menjadi 40.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan berkomentar mengenai hal tersebut mengingat rencana Presiden mendatang, Prabowo Subianto, yang akan menambah jumlah lembaga kementerian menjadi 40 pada pemerintahan 2024-2029.

Sekadar informasi, Majelis Nasional Indonesia yang dipimpin Presiden Jokowi kini terdiri dari 4 Kementerian Gabungan dan 30 Kementerian Departemen.

Menurut Jokowi, ada baiknya menanyakan kepada Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih mengenai kementerian yang akan datang.

“Hmm kalau kementerian datang, tolong tanya presiden terpilih, tanya presiden terpilih, tanya presiden terpilih,” kata Jokowi saat peluncuran Rumah Uji Digital Indonesia di Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5/2021). 2024). . Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima saran Menteri Kelautan dan Investasi (Marvis) Lohit Bansar Panjitan agar Prabowo Subianto tidak membawa orang-orang beracun ke dalam pemerintahan nantinya. Menurut Jokowi, sebaiknya jangan membawa orang-orang beracun ke dalam pemerintahan. (Mimbar Berita/Tawfiq Ismail)

Jokowi pun enggan menjawab saat ditanya apakah dirinya sudah memberi pengarahan kepada Prabowo mengenai pembentukan kabinet. Termasuk ketika ditanya perlukah kementerian lebih banyak lagi.

“Tidak, tidak, tidak, jangan tanya saya,” kata Jokowi. Kritik Gunjar terhadap 40 kursi Menteri Prabowo

Mantan calon presiden pada Pilpres 2024, Gunjar Pranu mengingatkan akan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

Hal itu disampaikan Ganjar menanggapi wacana penambahan jumlah kursi menteri dari 34 menjadi 40 di bawah pemerintahan baru Prabowo Subianto-Jibran Rakaboming Raka.

Setahu saya undang-undang membatasi jumlahnya, jadi lebih dari itu tidak pantas dan ilegal, kata Ganjar seperti dikutip Kompas TV, Selasa (7/5/2024).

Ganjar mengatakan, “Jika ada keinginan untuk menambah kursi menteri melalui akomodasi politik terhadap kelompok pemenang pemilu presiden dengan mendukung capres dan cawapres, maka pernyataan tersebut bukanlah sebuah langkah, sudah tepat. .” tidak punya. .

Selain itu, politik akomodasi juga tidak sesuai dengan semangat perjuangan yang tertuang dalam Undang-undang 1945.

“Jadi kalau mau akomodasi dari kelompok pendukung, tentu tidak di sini. Saya kira pasangan yang dipilih akan sangat masuk akal,” kata Gunger.

Menurut mantan Gubernur Jawa Tengah ini, struktur kabinet terbaik adalah yang berisi para ahli yang mampu merespon perubahan dan tidak hanya sekedar kue kepada pendukung presiden dan wakil presiden terpilih.

“Jadi kalau dalam hal bread sharing, politik akomodasi tidak sesuai dengan semangat perjuangan kita yang tertulis dalam undang-undang, lebih tepat kita memiliki kabinet yang profesional, efisien, dan mampu merespon perubahan,” jelasnya. Pidato Tambah Kementerian di Bawah Prabowo, Sembilan Belas: Asal Menaati Hukum, Tidak Ada Batasan.

Anis Basvidan enggan berkomentar banyak terkait pidato terkait kenaikan jabatan menteri di pemerintahan Prabowo Gibran.

Undang-undang mengatur semuanya, sepanjang mengikuti ketentuan undang-undang tidak ada larangan, kata Ennis Basvidan kepada wartawan di Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2024). Anies Baswedan saat ditemui awak media di Gedung Badan Keamanan Nasional (ABN) NasDem, Pancoran, Jakarta, Kamis (2/5/2024). (Tribunnews.com/rezki kata sandi spottra)

Kedua, Innes tetap berpandangan bahwa kekuasaan presiden terpilih terbatas selama masih dalam kerangka hukum.

“Jadi saya tidak mau masuk ke dalam oh bagus oh jelek,” ujarnya.

Menurut Inis, hal itu merupakan hak presiden terpilih.

“Selama dia mengikuti hukum,” ujarnya. Pidato 40 Kementerian di Kabinet Prabowo Gibran

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai, Girendra Habiburukhaman, menanggapi isu tersebut dengan mengatakan bahwa Prabowo-Jabran akan membentuk sekitar 40 kementerian dalam kabinet yang dipimpinnya.

Habibur Rahman mengatakan, sebenarnya persoalan pembentukan kabinet hanya ada pada Prabuo Subianto sebagai presiden terpilih.

“Sebenarnya apakah konstitusi ada pada Pak Prabhu sebagai presiden terpilih. Efektif, tidak efektif, dan sebagainya, itu yang dipikirkannya,” kata Habibur Rahman kepada awak media saat meninjau Gedung Parlemen Sinyan, ditemui Senin (6). di Jakarta. /5/2024).

Namun bicara soal jumlah, Habib-ur-Rehman menilai tidak masalah jika ke depan dibentuk lebih banyak kementerian.

Pasalnya, Indonesia adalah negara yang besar dan mempunyai tujuan dan sasaran yang besar pula.

Oleh karena itu, tujuan pencapaian tujuan tersebut akan lebih baik tercapai melalui peran serta banyak pihak.

“Jadi kalau memang ingin melibatkan lebih banyak orang, menurut saya tidak ada masalah. Malah bagi saya pribadi, semakin banyak semakin baik,” ujarnya.

Ia kemudian memohon kepada masyarakat untuk tidak membaca sifat ‘lebih besar’ dari tubuh manusia ini.

Wakil Presiden III DPR RI menyadari, jika seseorang mengalami kelebihan berat badan, bukan berarti yang terkena dampaknya sehat.

Namun sifat lemak di permukaan lemari berbeda dengan sifat tubuh manusia.

Katanya, kalau urusan negara, kalau diperhatikan jumlah partainya, akan dipertimbangkan.

“Jadi, kita tidak akan membicarakannya. Kalau kita kelebihan berat badan, itu tidak sehat bagi tubuh seseorang, tapi dalam konteks negara besar, berarti besar. Menurut saya, itu bagus. Milik kita adalah negara besar. Tantangan yang kita hadapi sangat besar, apa yang kita minta juga besar.

Habib-ur-Rehman menambahkan: “Juga, kita perlu mengumpulkan banyak orang, mengumpulkan mereka di pemerintahan sehingga menjadi lebih besar.”

Sebagai informasi, jika Kabinet Menteri pemerintahan Prabhu Gibran berjumlah 40 kementerian, maka jumlahnya akan bertambah dibandingkan jumlah kementerian yang ada saat ini. (jaringan tribun/thf/tribunnews.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *